SANGATTA – Bencana yang terjadi di Kutai Timur (Kutim) semakin hari kian beragam. Penanganan yang diperlukan juga perlu persiapan yang matang pula. Salah satunya kesiapan anggaran untuk langkah mitigasi bencana.
Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim sebenarnya sudah memetakan potensi bencana tersebut. Salah satunya dan sulit ditangani di Kutim adalah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Namun hal tersebut telah mendapat bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sementara bencana lain yang tidak terduga juga kerap menerjang Kutim. Terbaru adalah banjir akibat luapan sungai di Kecamatan Bengalon dan Kongbeng.
Kepala Pelaksana BPBD Kutim Muhammad Idris Syam mengatakan, potensi bencana di Kutim sudah dengan baik dipetakan. Kecamatan Bengalon juga salah satu wilayah yang rawan bencana.
“Selain Bengalon, Kecamatan Muara Wahau dan Kongbeng serta Sangkulirang juga punya kerawanan yang sama,” ucapnya kepada Media Kaltim.
Seperti banjir yang terjadi baru-baru ini, menurutnya langkah penanganan yang berjalan masih banyak menghadapi kendala. Mengingat minimnya anggaran yang dimiliki oleh BPBD untuk mengurus masalah banjir.
Sebab pihaknya secara teknis hanya memiliki kekuatan untuk penanganan Karhutla. Karena adanya kucuran bantuan dari BNPB tersebut. Sementara bencana seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung, pihaknya belum mempunyai sumber anggaran yang kuat.
“Saya berharap ada upaya penguatan anggaran. DPRD juga bisa mendorong itu untuk bisa ada langkah taktis dalam penanganan bencana,” bebernya.
Tetapi BPBD memastikan jika dalam bencana apapun pihaknya selalu siap siaga. Mengingat itu adalah bagian tugas pihaknya untuk dapat tanggap terhadap bencana. Hanya saja jika didukung dengan kemampuan anggaran yang ada, tentu penanganan bisa lebih maksimal.
“Bencana ini tidak bisa diprediksi. Tahun ini di Kecamatan Sangatta Utara, bisa jadi tahun depan di tempat lain. Maka perlu ada tambahan anggaran untuk menangani bencana seperti ini,” tutupnya. (ref/ADV)