SAMARINDA – Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kaltim terus mendorong peningkatan kompetensi anggotanya. Salah satu yang dipelajari adalah dunia jurnalistik.
Atas alasan itu pula, IAI Kaltim sengaja membuat pelatihan jurnalistik, Minggu (6/12) dengan menggandeng ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim, Endro S. Efendi, sebagai narasumber.
Dalam pelatihan yang digelar secara virtual, apt. Achmad Basith Burhan Abadi, S.Farm., ketua panitia menyampaikan, pelatihan ini sengaja digelar agar anggota IAI mampu menyampaikan hal-hal seputar dunia farmasi melalui tulisan yang bernas.
“Ini adalah program pengurus daerah bidang humas, dan mengajak seluruh humas di pengurus cabang dan himpunan seminat, untuk menambah wawasan mengenai materi yaitu dasar jurnalistik,” sebutnya.
Ia berharap profesi apoteker semakin dikenal masyarakat luas. “Bagaimana kita bisa melakukan branding atas profesi apoteker itu sendiri. Pemerintah bahkan masih kurang mengakui profesi apoteker. Dengan pelatihan hari ini, semoga bisa menambah ilmu rekan apoteker di Kaltim,” bebernya.
Disampaikan, pelatihan ini diharapkan bisa menumbuhkan kecerdasan dan kreativitas apoteker. Selain itu, diharapkan nantinya memiliki kemampuan dalam mengelola media, sebagai wadah informasi dan komunikasi para apoteker.
Ketua Pengurus Daerah IAI Kaltim apt. Drs. M Nasruddin ketika membuka kegiatan tersebut menyampaikan, kegiatan ini merupakan program kerja dari pengurus daerah IAI Kaltim, dengan tujuan utama untuk branding profesi dan eksistensi profesi dan praktik apoteker.
“Ini termasuk tugas bidang kehumasan untuk publikasi. Publikasi memerlukan kepiawaian dalam menulis. Program ini untuk meningkatkan keterampilan menulis, dari pengurus daerah dan pengurus cabang,” beber penggemar komik Ko Phing Ho ini.
Dikatakan, antusiasme peserta mengikuti cukup bagus. Ke depan akan dikembangkan ke seluruh anggota. “Jika penulis membuat tulisan bagus, akan menimbulkan gairah untuk membaca sampai tuntas,” ujarnya.
Ia berharap agar apoteker nantinya bisa menulis dengan baik, sehingga semua yang disampaikan semoga bisa diterima dengan baik.
Nasruddin pun mengaku memiliki pengalaman menulis. “Pertama ketika menulis saya sendiri, menulis surat cinta, dan menulis puisi. Pernah juga menulis pakai huruf palawa. Terakhir ketika menulis skripsi, yang berulang kali direvisi. Itu pengalaman menulis saya dan ternyata semuanya susah. Mungkin karena tidak pernah menulis. Semoga budaya menulis bisa melekat pada rekan sejawat semua,” ulasnya.
Tak lupa, Nasruddin juga memberikan motivasi penting. “Anda jangan hanya jadi bagian dari sejarah, berusaha membuat bagian dari sejarah, salah satunya dengan menulis,” ungkapnya.
Pada pelatihan yang dipandu moderator apt. Reny Anggraini, S.Si., M.Clin, Pharm, narasumber menyampaikan materi dari mulai dasar jurnalistik, seputar dunia pers, hingga teknik penulisan. Kegiatan satu hari penuh di hari libur itu, juga diisi dengan pembahasan hasil tulisan dari para peserta.
“Tulisan peserta ternyata bagus-bagus. Saya banyak mendapat informasi seputar dunia profesi apoteker yang selama ini belum saya ketahui,” sebut Endro yang juga komisaris Berau Post (Kaltim Post Group) ini.
Endro juga membeberkan, bagaimana cara menulis dengan memanfaatkan teknologi pikiran, untuk memudahkan peserta dalam menuangkan gagasan.
“Dengan teknik ini, peserta akan tahu, kapan saatnya menulis, kapan pula saatnya melakukan koreksi,” sebut Endro yang juga seorang trainer teknologi pikiran lulusan Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology ini.
Tak ketinggalan, Endro juga membeberkan, bagaimana pemanfaatan kemampuan menulis dalam kaitan mengampanyekan profesi apoteker di Tanah Air yang kini semakin diminati.
“Ini akan mendorong anak-anak sudah memilih impian menjadi apoteker sejak kecil, bukan hanya sekadar dokter atau perawat,” sambung co-Founder Semesta Academy Samarinda ini. (red)