BONTANG – Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bontang pada 2022 mendatang sekitar Rp 1,3 triliun. Jumlah tersebut berdasarkan pemasukan dari berbagai jenis. Seperti pendapatan daerah, Pendapatan Asli Daerah (PAD), retribusi daerah, pendapatan transfer, Dana Bagi Hasil (DBH) migas, DBH bukan pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), serta pendapatan transfer antar daerah yang mencapai 1,2 triliun. Ditambah proyeksi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) sebesar Rp100 miliar. Sehingga totalnya mencapai Rp 1,3 miliar.
Pemasukan itu, Ini belum termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK), Bantuan keuangan (Bankeu), Dana Insentif Daerah (DID), dan juga Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “Sehingga harapan kita (Bontang), bisa menembus Rp 1,4 – 1,5 triliun dengan catatan, pendapatan transfer pusat dan pajak tidak berkurang,” tutur Rustam, Ketua Komisi II, ditemui usai rapat kerja dengan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) belum lama ini.
Rustam menambahkan, proyeksi itu akan disampaikan kepada Badan Anggaran (Banggar) DPRD Bontang untuk dibahas dalam rapat Kebijakan Umum dan Prioritas Plafon Anggaran (KUA-PPAS) terkait pembagian ke setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Bontang. Ditanya soal proyeksi khusus PAD, politisi Golkar ini menyebut, tentunya diperkirakan bakal mengalami penurunan karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
Yang mana, berbagai aspek perekonomian, Usaha Mikro Kecil Menengan (UMKM), dan sektor pajak lainnya ikut terdampak. “Kafe dan hotel menurun pengunjungnya. Daya beli masyarakat di pasar juga berkurang. Tentunya kami akan mendorong Bapenda untuk memaksimalkan pundi-pundi PAD yang rawan bocor sehingga bisa lebih dimaksimalkan,” pungkasnnya. (bms/adv)