SAMARINDA – Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi mengatakan, Provinsi Kaltim yang terdiri 10 kabupaten dan kota memiliki keragaman seni dan budaya di setiap daerah.
Karena itu, untuk tetap menjaga dan melestarikannya, tentu diperlukan keterlibatan dan peran orang tua, para seniman, para guru mulai jenjang TK sampai tingkat SMA untuk memperkenalkan serta mengajarkan seni budaya yang dimiliki agar tetap lestari sepanjang masa.
Di tengah terjangan budaya asing, lanjut Wagub Hadi, para orang tua, seniman, serta para guru-guru di sekolah memiliki pekerjaan rumah yang berat untuk mengenalkan budaya bangsa pada anak-anaknya.
Apalagi jika sejak kecil, ujarnya anak tidak dikenalkan dengan budaya sendiri, maka akan sulit membuatnya mencintai bangsanya.
“Keragaman seni budaya yang kita miliki harus diperkenalkan pada anak sejak kecil. Apalagi Kaltim dan Indonesia terdiri ribuan pulau yang membuat seni budayanya semakin beragam. Ada banyak kesenian dan budaya daerah yang kita miliki. Dan itu penting diperkenalkan dan ajarkan kepada anak-anak sejak dini,” harap Hadi Mulyadi pada penyerahan hadiah bagi pemenang baca puisi tingkat SMA/SMK se Kaltim, di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, belum lama ini.
Orang nomor dua Benua Etam ini menambahkan, Imam Syafi’i pernah mengatakan “Belajarlah Ilmu Hitung Agar Kuat Nalarmu. Dan Belajarlah Sastra Agar Halus Budimu”.
Ternyata apa yang disampaikan Imam Syafi’i itu, sepuluh abad kemudian berkesesuaian dengan teori otak kiri dan otak kanan. Bagi mereka yang ingin sukses, harus bisa mengaktivasi kedua otaknya sekaligus, yakni belajar sastra dan ilmu hitung.
“Mengaktivasi kedua otak akan membuat kita cerdas secara linier, tetapi juga kreatif berdasarkan otak kanan. Makanya kadang kita menemukan orang pintar tapi tidak kreatif, karena otak kanannya tidak diasah, sebaliknya ada orang kreatif tetapi banyak melanggar aturan, karena otak kirinya tidak diatur dengan baik. Oleh karena itu, kita harus mengaktivasi otak kiri dan otak kanan sekaligus,” tandasnsya.
Mantan legislator Karang Paci dan Senayan itu merasa bangga dan bersyukur, kepada para orang tua, sekolah-sekolah yang sejak dini sudah mengajarkan seni budaya kepada anak-anak, karena dengan mengajarkan seni budaya sejak dini, berarti mengajarkan mereka mengaktivasi otak kiri dan kanan.
“Kalau otak kiri pasti diajarkan pelajaran-pelajaran akademis yang masuk kurikulum sekolah misalnya matematika, fisika. Oleh karena itu, perlu mengaktivasi otak kiri dan otak kanan, fisik dengan berolahraga, agar nantinya para generasi kita tumbuh menjadi generasi yang tangguh dan andal dalam berbagai bidang,” pesannya.
Hadi Mulyadi mengakui sudah mengaktivasi otak kiri dan otak kanannya, dengan melakukan berbagai kegiatan seni, berbagai kegiatan olahraga juga sudah dilakukan, kalau seni dengan berkarya membuat pantun, puisi, bernyanyi dan bermain drum.
“Kalau kegiatan olahraga, saya bermain bola basket, tenis meja, berkuda. Kemudian olahraga otak main sudoku, bermain catur, memanah, menyumpit, menembak. Dan saya katakan kepada seluruh generasi muda, tidak ada yang tidak bisa kita lakukan. Dan saya tegaskan bukan soal prestasinya, tapi kalau kita mau berkreasi, kreatif dan mau bekerja keras, pasti banyak hal yang bisa kita lakukan,” tegas Hadi Mulyadi. (adm/diskominfokaltim)