spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Angka Stunting Menurun, Kota Bontang Raih Penghargaan Manggala Karya Kencana

BONTANG – Wali Kota Bontang, Basri Rase menghadiri Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024. Dalam kegiatan tersebut Kota Bontang terpilih menjadi penerima penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia (BKKBN RI) di Merapi Grand Ballroom-PRPP Semarang, Jumat (28/6/2024).

Penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) diberikan atas dasar penghargaan tertinggi dari Pemerintah Pusat melalui BKKBN RI kepada Kabupaten/Kota yang dinilai memiliki dharma bakti tinggi pada program pengendalian penduduk dan keluarga berencana.

Wali Kota Basri Rase menyampaikan, pentingnya partisipasi aktif seluruh masyarakat Kota Bontang dalam menjalankan program pengendalian biaya seperti perencanaan keluarga, penyuluhan kesehatan reproduksi, dan perencanaan keluarga.

“Menurunkan angka stunting, membangun keluarga yang bahagia tidak bisa digerakkan hanya dari pemerintah daerah, butuh partisipasi dan kolaborasi berbagai pihak,” ungkap Wali Kota.

Kepala bidang kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Kota Bontang mengungkapkan bahwa berdasarkan data penimbangan tahun lalu 21persen, data di Posyandu per Sabtu (29/6/2024) ini adalah 19,1 persen.

BACA JUGA :  Tingkatkan Kemampuan Kader, Puskesmas BU II Gelar Orientasi di Dua Kelurahan

Ia menjelaskan bahwa 19,1 persen itu berdasarkan penimbangan serentak yang sedang dilaksanakan dan sudah mencakup 68 persen bayi atau balita di Bontang. Persentase tersebut biasanya tidak akan lebih dari 19 persen bahkan bisa jadi berkurang, karena mereka juga melakukan ‘cleaning’ di mana pembersihan data ganda atau yang NIK-nya tidak ada.

“Malah bisa kurang dari 19 kalau data sudah diambil diatas 60 persen, data ini akan bertambah tiap waktu, karena petugas posyandu update terus. Bisa jadi nanti malam sudah 70 persen bayi didata,” ujarnya saat dihubungi.

Hal ini sudah jauh berkurang dibandingkan dengan data dari survey kesehatan Indonesia yang mencapai 27 persen, “Kalau penimbangan sendiri sudah pasti lebih akurat,” tambahnya.

Adapun bayi yang belum bisa mereka jangkau adalah bayi-bayi yang tinggal di wilayah perumahan perusahaan dikarenakan mereka lebih memilih langsung ke rumah sakit atau klinik swasta dibandingkan posyandu.

“Dinkes nanti akan koordinasi dengan rumah sakit klinik untuk mengisi data bayu-bayi tersebut,” jelasnya.

BACA JUGA :  Masih Sepi, Ini Usulan Terobosan untuk Meramaikan MPP!

Penulis: Syakurah
Editor: Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img