spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Angka Golput Pilkada Serentak 2024 di Balikpapan Capai 60 Persen

BALIKPAPAN – Proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 untuk Wali Kota dan Wakil Wali Kota Balikpapan serta Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim telah usai. Namun, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Balikpapan mencatat, masih saja adanya golongan putih atau golput di Kota Balikpapan.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Balikpapan, Suhardy mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh KPU Kota Balikpapan, total keseluruhan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Balikpapan yakni sebanyak 520.986 pemilih. Sementara 315.424 pemilih yang menggunakan hak suaranya. Artinya, secara kalkulasi, jumlah golput pada Pilkada serentak 2024 ini terdapat sebanyak 205.562 pemilih.

“Faktor yang mempengaruhi partisipasi menurun cenderung terjadi di kota yang geografisnya adalah pekerja,” ujarnya, Senin (16/12/2024).

Lebih lanjut Suhardy menjelaskan, selain faktor sebagai kota pekerja, kesadaran politik atau apatisme masyarakat juga menjadi faktor tingginya angka golput di Kota Balikpapan saat Pilkada serentak 2024 kemarin.

“Terlebih, pada saat hari pencoblosan, cuaca juga menjadi salah satu faktor masyarakat enggan ke TPS. Kan saat itu pemilihan pas hujan lebat terjadi sekitar pukul 11.00 Wita atau dua jam sebelum pemilihan ditutup,” jelasnya.

Namun, disamping itu, Suhardy juga mencatat jika angka golput pada Pilkada serentak 2024 ini masih lebih rendah jika dibandingkan pada 2020 lalu.

“Angkanya masih baik, partisipasi pemilih Pilkada Balikpapan 60,534 persen. Naik dari Pilkada 2020,” tambahnya.

Hal ini berarti sesuai dengan target yang diharapkan oleh Ketua KPU Balikpapan beberapa waktu lalu, yakni di atas 60 persen.

Diberitakan sebelumnya, untuk mencegah terjadinya golput, KPU Kota Balikpapan telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan sosialisasi kepada seluruh masyarakat agar menggunakan hak pilihnya.

Ketua KPU Balikpapan, Prakoso Yudho Lelono menegaskan, sosialisasi ini menyasar berbagai kelompok masyarakat, termasuk organisasi keagamaan, pemilih pemula, perempuan, disabilitas, dan kelompok profesi.

Yudho juga optimis partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 akan lebih tinggi dari 60 persen. “Kita melakukan yang terbaik, dan selama bekerja maksimal, Insya Allah hasilnya akan mengikuti,” ujar Yudho.

KPU sendiri memiliki skema yang membedah delapan kelompok partisipan yang menjadi target sosialisasi. Harapannya, setelah mengikuti sosialisasi, mereka mampu menyebarluaskan informasi kepada lingkungan sekitar, seperti sekolah, tempat tinggal, dan tempat bermain.

“Kita ingin menghindari hoaks, kampanye hitam, atau kampanye negatif. Harapannya, seluruh elemen masyarakat mampu mengonternya karena kita tidak bisa melawan ini sendirian,” tegasnya.

Di samping itu, Komisioner KPU Balikpapan, Suhardi menyampaikan, setiap divisi memiliki programnya masing-masing untuk menyukseskan Pilkada, terutama di divisi partisipasi dan pendidikan pemilih.

“Kami bekerja untuk menyampaikan informasi Pilkada hingga ke seluruh lapisan masyarakat. Harapannya, melalui kegiatan ini, masyarakat sadar dan tergerak untuk datang ke TPS,” tambahnya.

Ia juga menekankan pentingnya peningkatan partisipasi pemilih, mengingat tren Pilkada sebelumnya menunjukkan angka yang rendah.

“Partisipasi pada Pilkada tahun 2010 hanya sekitar 56 persen, lalu naik menjadi 60 persen pada 2015, tapi turun lagi pada 2020 menjadi 59,48 persen,” jelasnya.

Suhardi juga menyebutkan KPU telah diberi anggaran besar oleh pemerintah untuk memaksimalkan sosialisasi demi mencapai tingkat persuasi tertinggi.

“Kesuksesan Pilkada itu kan diukur dari keterlibatan masyarakat sebagai pemilih aktif dan itu menjadi nilai kesuksesan kita,” tambahnya.

Sebagai langkah strategis, KPU Balikpapan juga menyasar organisasi berbasis agama seperti NU dan Muhammadiyah, organisasi keagamaan lain, seperti Nasrani, Katolik dan gabungan forum kerukunan umat beragama yang juga terdiri dari agama Hindu juga Buddha, untuk membantu menyebarkan informasi kepada masyarakat.

“Mereka memiliki basis yang besar, sehingga harapannya, ajakan terkait Pilkada serta pengetahuan sampai ke tingkat basis tersebut,” jelas Suhardi.

Selain itu, Suhardi menegaskan sosialisasi akan terus berjalan sepanjang tahapan Pilkada. “Kampanye kami bukan untuk mengajak memilih siapa, tapi untuk mengajak masyarakat memilih dan tidak golput,” tutupnya.

Penulis: Aprianto
Editor: Nicha R

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

62.1k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img