SAMARINDA – Berdasarkan data dari hasil pemantauan Harga Bahan Pangan Pokok strategis pada Minggu ke III – VI di bulan Juli 2023 oleh Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikiltura (DPTPH) Kalimantan Timur (Kaltim), sejumlah harga komoditas bahan pangan di provinsi Kaltim mengalami kenaikan.
Ketua Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan DPTPH Kaltim, Amaylia Dina Widyastuti mengungkapkan, beberapa jenis bahan pangan mengalami kenaikan harga yaitu beras, jagung, cabai rawit, telur ayam dan gula pasir.
“Harga bahan pangan pokok di minggu ke tiga sampai ke empat memang mengalami kenaikan tapi tidak terlalu melonjak,” terang Ketua Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Amaylia Dina Widyastuti saat ditemui di kantornya, Senin (1/8/2023).
Menurut dia, data yang ditunjukkan kenaikan bahan pokok yang disebutkan memang tidak melonjak. Dibeberkan, kenaikan harga beras sebesar Rp. 46,- (0.34%), jagung Rp. 549,- (6.49%), cabai rawit Rp. 922,- (1.71%), telur ayam Rp. 217,- (0.58) dan gula pasir Rp. 13,- (0.08%).
“Khusus untuk telur ayam, harganya disesuaikan dengan telur ayam impor dan telur ayam lokal. Telur ayam lokal lebih mahal karena bahan pakannya lebih tinggi jika dibandingkan telur ayam impor,” jelasnya.
Tidak hanya kenaikan, Amaylia juga menyebutkan ada beberapa jenis bahan pangan pokok yang mengalami penurunan. Seperti bawang merah, bawang putih, cabai besar, daging sapi, daging ayam dan minyak goreng.
Rincian penurunan bahan pokok sebagai berikut. Yakni, bawang merah (-4.61%), bawang putih(-3.22%), cabai besar (-3.09), daging sapi (-0,14%), daging ayam (-1.80%) dan minyak goreng (-0.90%).
“Kenaikan dan penurunan bahan pokok yang terjadi dua Minggu terakhir ini tidak terlalu berdampak jangka panjang. Situasi ini masih bisa dikendalikan,” pungkasnya.
Adapun hasil pemantauan yang meliputi 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur tentang persediaan bahan pangan pokok yaitu beras, cabe merah keriting, cabe rawit merah, bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, telur ayam ras, dan gula pasir, minyak goreng diperkirakan akan cukup bertahan dalam 1-12 minggu.
Terlebih lagi, ketersediaan daging sapi jika dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi penduduk maka hasilnya masih cukup untuk 50 Minggu ke depan.
Diketahui, terjadinya kenaikan dan penurunan bahan pangan pokok pada akhir bulan Juli 2023, perhitungannya disesuaikan dengan jumlah penduduk provinsi yang banyak 3.808.235 jiwa. Jumlah penduduk ini bersumber dari SUSENAS ASEM 2022. (acc)
