spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Air (Tak) Mengalir Sampai Jauh

Samarinda beruntung mempunyai  Mahakam dan anaknya, Karang Mumus; pasokan air tawar yang berlimpah. Sayangnya, berkah ini belum bisa dimanfaatkan maksimal oleh Perumdam Tirta Kencana. Seperti lagu “Bengawan Solo” yang dinyanyikan Gesang, air Mahakam mengalir sampai jauh ke laut. Namun bagi perumdam, air hanya mengalir untuk sebagian warga. Itupun sering ngadat dan keruh.

===========

Masitah senang melihat hujan turun cukup deras Selasa (16/11/2021) siang itu. Hujan yang jatuh di atap rumah langsung masuk talang dan mengalir ke tandon penampungan air berukuran 1.200 liter. Tandon milik perempuan berusia 45 tahun ini kembali terisi penuh setelah berkurang karena selama dua hari ini dipakai berbagai kebutuhan. Warga Perumahan Sambutan Asri Jalan Pelita 4 Blok L, Sambutan ini tak perlu lagi membeli air dari penjual air.

Ibu tiga anak ini punya satu tandon sebagai cadangan bila pasokan air dari perumdam ngadat. Untuk pasokan air dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana, dia menampung dalam bak di kamar mandi yang bisa menampung 500 liter air. Karena rumahnya dihuni 5 jiwa, air itu biasanya sudah habis dalam 2 hari. Bila lebih dua hari air dari perumdam tak didapat, air hujan yang menjadi andalan.

Masitah tak sanggup membeli air terus-menerus. Suaminya hanya bekerja sebagai buruh bangunan. Bila membeli air yang biasa diantar dengan mobil L300, dia paling tidak harus menyiapkan Rp 80 ribu untuk mengisi tandon ukuran 1.200 liter. Air segitu hanya bertahan sekitar 4 hari. “Mau pesan air perumdam dari mobil tangki, antreannya lama, bisa nunggu 3 hari. Karena banyak pula warga yang memesan,” ujarnya.

Ketua RT 34 di Perumahan Sambutan Asri, Sunarto mengakui sudah bertahun-tahun warganya kesulitan mendapatkan pasokan air dari perumdam. Sesuai dengan kesepakatan dengan perumdam katanya, harusnya mengalir dua hari sekali, karena bergiliran dengan warga perumahan lain. Tetapi beberapa minggu belakangan katanya, sudah tidak pasti. Kadang mengalir pukul 17.00 Wita. Kadang ngadat.

“Mengalirnya tidak jelas. Harusnya ngalir jam 5 sore, tapi kadang tak mengalir.  Kalau mengalir juga bisa hanya sekitar 15-20 menit. Kadang juga mengalir jam 12 malam, tapi ngalirnya sedikit dan hanya sebentar,” ujar pria yang sudah 2 tahun jadi ketua RT ini. Mungkin tambahnya, karena warga berebut membuka keran. Yang lebih susah lagi katanya, warga Perumahan Handil Kopi karena berada di belakang Perumahan Sambutan Asri.

Bila mengalir pun kata Sunarto, belum tentu kualitas air bagus. Kadang keruh, kotor, dan berbau. “Warnanya bisa seperti teh. Tapi sebagian warga tak lagi memikirkan kualitas air, yang penting mengalir dan bisa mendapatkan air. Bila sudah mengalir warga buru-buru mengisi tandon. Semua warga di perumahan ini, termasuk Perumahan Handil Kopi, memiliki tandon penampungan air,” ujar pria asal Ponorogo, Jatim ini.

Perumahan Sambutan Asri terbagi tiga RT. Secara keseluruhan, perumahan ini memiliki sekitar 750 kepala keluarga (KK). Untuk RT 34 memiliki 357 KK. Warga sempat berharap IPA Sungai Kapih yang diresmikan 4 November 2021 memberi angin segar. IPA Selili bisa dimaksimalkan melayani warga Jalan Pelita 4. Tetapi ternyata tak sesuai harapan, karena kapasitas produksi IPA Sungai Kapih saat ini belum maksimal.

*

Sudah beberapa tahun, Nurbayah mendapat pasokan air perumdam yang mengalir lancar. Warga Jalan Selada RT 39 Perumahan Bengkuring itu bisa mencuci peralatan dapur dan mencuci pakaian setiap hari langsung dari keran. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Bengkuring yang berkapasitas terpasang hanya 60 liter per detik, sudah bisa memenuhi kebutuhan air bersih sebagian besar warga Perumahan Bengkuring.

Ketua RT 30 Kelurahan Sempaja Timur, Mulyono mengakui, pasokan air perumdam di Perumahan Bengkuring lancar. Sesekali layanan terhenti katanya, hanya karena pengurasan reservoir yang dilakukan perumdam. “Di lingkungan sekitar rumah saya sejauh ini air lancar saja. Tapi saya kurang tahu bila ada warga yang masih kesulitan air, belum ada yang lapor pada saya,” ujar warga Jalan Labu Merah 3 ini.

Meski demikian, dia mengakui kualitas air perumdam kadang keruh dan kotor. Namun, baginya tak terlalu menjadi masalah. Dia berharap masalah ini bisa segera diselesaikan perumdam. Hal yang sama disampaikan Ketua RT 51 Kelurahan Sempaja Timur, Yadi Setiawan. Air di lingkungan RT-nya mengalir lancar, namun kualitas airnya kadang keruh. “Mudah-mudahan ke depan bisa diatasi,” ujar warga Jalan Bengkuring Raya ini.

Menurut data perumdam, distribusi air di sebagian kawasan Kota Tepian sudah lancar. Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda Ilir, Samarinda Ulu dan Samarinda Kota yang sudah ditopang empat IPA. Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang, dan Palaran ditopang enam IPA. Tinggal tiga kecamatan yang belum sepenuhnya terlayani. Yaitu sebagian wilayah Kecamatan Samarinda Utara, Sungai Pinang, dan Sambutan.  (lihat infografis)

*

Sumarni sudah lebih 14 tahun tinggal di Jalan Damanhuri 2 Kelurahan Mugirejo Kecamatan Sungai Pinang. Selama itu pula dia tak pernah menikmati air perumdam. Ibu dua anak ini mendapatkan air bersih dari pengolahan air yang dikelola swasta. Airnya lancar 24 jam. Kadang memang keruh dan berbau. Tapi masih lebih baik dari kualitas air perumdam. “Kalau tidak mengalir, biasanya karena kerusakan mesin pompa,” tambahnya.

Pengelola air bersih mengambil air dari telaga yang tidak pernah kering di Perumahan Borneo Mukti 2, lalu diolah dan ditampung dalam tangki. Pengelola mempunyai dua lokasi tangki, di Perumahan Borneo Mukti 2 untuk melayani warga perumahan tersebut dan warga Jalan Damanhuri 2. Sementara tangki lainnya melayani warga Perumahan Borneo SKM yang berjarak sekitar 500 meter dari Perumahan Borneo Mukti 2.

Layanan ini sesuai dengan tarif air yang harus dikeluarkan. Dalam sebulan Sumarni bisa mengeluarkan rata-rata Rp 200 ribu. Karena biaya yang tinggi ini, banyak warga yang berharap bisa beralih ke layanan perumdam. Namun untuk mendapat layanan perumdam tak mudah. Harus memenuhi beberapa ketentuan, seperti tekanan air minimal 0,3 bar, ada lahan untuk reservoir, peralatan penunjang ditanggung warga, dan lain-lain.

BERGILIR, WARGA DIMINTA BERSABAR

Anggota Komisi II DPRD Samarinda Laila Fatihah mengaku acapkali menerima keluhan soal distribusi yang tidak merata, air keruh, dan lain sebagainya. Dalam beberapa kesempatan rapat bersama perumdam, dia sudah menyampaikan masalah layanan yang belum maksimal itu kepada direksi perumdam. Dia berharap perumdam bisa segera mengatasi keluhan-keluhan dari masyarakat.

“Bahan baku kita melimpah, kita punya Sungai Mahakam, mengapa penyediaan air bersih masih kurang? Kendalanya katanya (direksi perumdam, Red.) pengelolaan IPA (Instalasi Pengolahan Air, Red.). Kita harapkan ada evaluasi dari perumdam. Apakah pengolahannya atau ada kebocoran? Meski begitu kita tidak boleh menghakimi,” terangnya.

Politisi PPP ini tak mempermasalahkan distribusi air yang bergilir karena pasokannya memang terbatas. Namun katanya, perumdam harus  memberikan informasi pembagian waktu distribusi kepada masyarakat agar bisa bersiap menampung air. “Jangan sampai perumdam sesuka hati mengalirkan dan tidak mengalirkan, sehingga warga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih,” ujarnya.

Anggota Komisi II DPRD Samarinda Laila Fatihah

Perumdam mempunyai 17 IPA. Tiga terakhir yang difungsikan, yaitu IPA Makroman (diresmikan 2 Februari 2021), IPA Gunung Lingai 2 (diresmikan 4 Mei 2021) dan IPA Sungai Kapih (4 November 2021).  Namun semua instalasi itu belum bisa memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Untuk kawasan yang sulit dijangkau pipa, perumdam menerapkan sistem bergilir, yaitu mengalir 2 atau 3 hari sekali.

Menurut data perumdam triwulan ketiga 2021, kapasitas terpasang 15 IPA sebesar 2.600 liter per detik dengan total kapasitas produksi 7.117.848 liter per detik. Belum termasuk IPA Gunung Lingai 2 dan Sungai Kapih. Angka ini sudah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. “Tahun 2008, kapasitas terpasang baru 1.685 liter per detik dan tahun 2015 menjadi 2.587,5 liter per detik,” jelas Direktur Teknik Perumdam, Ali Rachman AS.

Dengan adanya IPA Gunung Lingai 2 dan Sungai Kapih, kapasitas terpasang tahun ini sudah mengalami penambahan 250 liter per detik. Menyusul IPA Bengkuring 2 yang tengah dikerjakan. Ali Rachman mengatakan, dengan penambahan kapasitas terpasang, perumdam akan melakukan distribusi air bertahap untuk mewujudkan pendistribusian air 24 jam. “Yang biasanya giliran per 3 hari mungkin nanti bisa per 2 hari,” jelasnya.

Karena belum bisa maksimal memenuhi kebutuhan masyarakat, perumdam sempat menerapkan moratorium pemasangan sambungan rumah (SR) baru pada 2019. Setelah IPA Sungai Kapih beroperasi 4 November 2021, perumdam mengakhiri moratorium. Dalam rilisnya, Direktur Utama Perumdam Nor Wahid Hasyim menyebut, pendaftaran SR baru lebih difokuskan di wilayah tertentu seperti Pampang, Bantuas, dan Makroman.

Wali Kota Samarinda Andi Harun juga membaca kegelisahan warganya. Pemkot katanya, terus berupaya menangani masalah besar mengenai pelayanan air bersih yang selama ini menjadi keluhan warga. “Saya mohon kepada warga agar bersabar. Karena tahap demi tahap kita akan urai masalah yang ada di Samarinda, termasuk masalah pelayanan air bersih,” katanya saat meresmikan IPA Gunung Lingai 2, Mei 2021. (mrs/eky)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti