spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dari Panwaslu 2015 hingga Bawaslu 2023, Kawal Demokrasi di Kota Bontang

Oleh: Agus Susanto, SHut, M.H.

Seiring berakhirnya masa tugas saya di Bawaslu Kota Bontang pada Senin 14 Agustus 2023 hari ini, saya merasa perlu merefleksikan perjalanan panjang yang telah saya lalui.

Sebuah perjalanan yang penuh tantangan, dedikasi, serta komitmen dalam menjaga integritas penyelenggara pemilihan umum (pemilu) di Kota Bontang.

Mengawali karier di Bawaslu Bontang, bukanlah hal yang mudah. Pada tahun 2015, saat saya pertama kali bergabung, lembaga ini masih bersifat ad hoc, yang saat itu masih bernama Panitia Pengawasan Pemilu (Panwaslu).

Banyak tantangan yang harus dihadapi. Mulai harus berkantor sementara di kantor perusahaan media yang saat itu saya pimpin, keterbatasan sumber daya, kurangnya pemahaman masyarakat tentang fungsi dan peran Bawaslu, hingga tantangan dalam menjalankan tugas pengawasan pemilihan yang bebas dan adil.

Namun, dengan semangat dan tekad yang kuat, sebagai Ketua Panwaslu saat itu, bersama kolega saya, Acis Maidy Muspa dan Ibu Hamsinar, kami terus berupaya memberikan yang terbaik, dalam menjalankan tugas-tugas pengawasan di Pilkada Bontang 2015. Masa tugas kami pun berakhir di tahun 2016 seiring terpilihnya pasangan Wali Kota dan Wakil Walikota Bontang Neni Moerniaeni-Basri Rase.

Tahun 2017, kembali dibuka seleksi anggota Panwaslu untuk menghadapi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim. Saya pun ikut kembali proses seleksi dan terpilih. Tapi kali ini, saya terpilih sebagai Anggota Panwaslu bersama Nasrullah dan Aldy Artrian.

Tahun 2017 ini, menjadi momentum penting bagi kami, karena Panwaslu secara kelembagaan, semakin mendapatkan pengakuan lebih luas dari masyarakat. Lembaga ini dinilai berhasil menjalankan tugas dengan baik dalam kerja-kerja pengawasan dan mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak.

Ini tentunya juga menjadi bukti bahwa Bawaslu mampu menjalankan tugasnya dengan integritas dan profesionalisme.

Seiring berjalannya waktu, Bawaslu terus mengalami perkembangan dan bertransformasi. Dari lembaga yang awalnya bersifat ad hoc dengan masa tugas satu tahun, telah menjadi lembaga yang permanen dengan masa tugas 5 tahun.

Bawaslu pun diberikan kewenangan jauh lebih besar oleh Undang-Undang dan memiliki peran strategis dalam menjaga kualitas pemilihan dan pemilu.

Saya merasa sangat bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan ini. Setiap tantangan yang kami hadapi, setiap kritik yang kami terima, semuanya menjadi pembelajaran yang berharga bagi saya pribadi dan bagi Bawaslu Bontang secara keseluruhan.

Namun, seperti pepatah mengatakan, “Tidak ada yang abadi di dunia ini”. Tahun ini saya memutuskan tidak lagi mendaftar seleksi Bawaslu. Saya memutuskan untuk kembali ke dunia pers, dan mengembangkan perusahaan Mediakaltim.com yang saya dirikan 3 tahun lalu.

Saatnya bagi saya menutup lembaran di Bawaslu Bontang dan memulai lembaran baru. Meskipun demikian, kenangan dan pengalaman selama berada di Bawaslu Bontang akan selalu saya kenang dan menjadikan bekal di masa mendatang.

Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Bawaslu Kaltim, Bawaslu Kabupaten Kota se-Kaltim, dan terkhusus jajaran Bawaslu Bontang. Serta para pemangku kepentingan, dan masyarakat Kota Bontang.

Terima kasih atas kerjasamanya dalam mensukseskan demokrasi di Kota Bontang. Semoga Bawaslu Bontang terus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menjadi lembaga yang dihormati oleh masyarakat. (*)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti