TANJUNG REDEB – Bupati Berau Sri Juniarsih mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk mulai memilah sampahnya agar lebih mudah untuk didaur ulang. Terutama limbah rumah tangga dan limbah plastik.
Itu disampaikannya ketika memimpin Apel Peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia tahun 2023 di SMAN 5 Berau, Senin (7/8/2023).
Dijelaskannya, Pemerintah menargetkan bisa mengurangi sampah sebesar 30 persen di tahun 2025 dan dapat menangani tumpukan sampah. KLHK juga terus mendorong pemerintah daerah untuk memiliki kebijakan dan strategi penanganan sampah mulai dari sumber sampah sampai ke pemrosesan akhir sampah.
“Inisiatif melalui gerakan-gerakan untuk mengurangi sampah plastik pun terus tumbuh di tengah masyarakat,” katanya, Senin (7/8/2023).
Untuk menuju pengelolaan sampah yang berkelanjutan tidak hanya sekedar daur ulang sampah. Tapi perlu ekonomi sirkular yang merupakan konsep memaksimalkan nilai penggunaan suatu produk dan komponennya secara berulang, sehingga tidak ada sumber daya yang terbuang.
“Mari kita menggalakkan berbagai langkah dan upaya untuk mendorong kehidupan yang berkelanjutan secara kondusif agar lingkungan sehat,” ajaknya.
“Kalau tidak dari sekarang maka akan memberikan dampak negatif bagi generasi ke depan,” imbuhnya.
Ia juga menekankan agar masyarakat juga memanfaatkan 24 bank sampah yang ada di Kabupaten Berau.
“Bank sampah sudah ada sejak lama, tinggal mayarakat yang lebih serius karena bisa bernilai ekonomis. Di sisi lain masyarakat juga akan merasakan lingkungan yang bersih,” ungkapnya.
Pihaknya juga memberikan sejumlah penghargaan sebagai bentuk apresiasi kepada berbagai pihak yang berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Mulai dari kampung, sekolah hingga perusahaan di Bumi Batiwakkal.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Mustakim Suharjana menyebut, timbunan sampah yang ada di Kabupaten Berau pada 2022 sebanyak 49.801 ton. Rata-rata sampah yang dihasilkan masyarakat yakni 136,44 ton per hari. Sumber sampah selain sisa makanan, 26,74 persen bersumber dari sampah plastik.
Adapun capaian pihaknya dalam pengelolaan sampah tersebut meliputi, pengurangan sampah sebanyak 19,55 persen, penanganan sampah 50,07 persen dan sampah tidak terkelola sebanyak 30,38 persen.
“Dengan jumlah petugas kebersihan yang bersinggungan langsung dalam penanganan dan pengelolaan sampah sebanyak 268 orang,” bebernya.
Diakuinya, capaian program kegiatan lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah belum maksimal. Dan belum sepenuhnya mencapai target. Apalagi gantangan pengelolaan sampah yang dihadapi cukup berat, namun harus tetap optimis dapat menghadapi dan melewatinya dengan baik.
“Saya ingin mengajak kita semua untuk bersama-sama berkomitmen, serta mencari solusi terbaik untuk dapat menangani permasalahan sampah yang ada,” tutupnya. (mnz)
