Catatan: Rizal Effendi
PROFESOR Rhenald Kasali Ph.D bikin acara mendadak. Ngobrol santai di Café Luca Brunch & Dine, Jl Jenderal Sudirman 325 Balikpapan, Kamis (3/8) lalu. Itu café milik Kiki (Anintrias Rizki Nugraha), putra Dr Sabri Ramdhani, pengusaha senior yang bergerak di usaha transportasi kapal penyeberangan. Sabri akrab dengan Prof Rhenald karena keduanya alumnus dari satu almamater, Universitas Indonesia (UI).
Sabri menghubungi saya, agar saya mengundang sejumlah orang bisa hadir di acara tersebut. Saya sempat mengundang pengusaha cor beton Roy Nirwan dan putranya Glenn Nirwan. Juga Direktur Hotel Platinum Soegianto, yang juga ketua PHRI bersama Ketua Apindo Kaltim Slamet Brotosiswoyo. Sayang mereka semua berhalangan.
Yang datang di antaranya Rektor Uniba Dr Isradi Zainal, Ketua IWAPI Hj Ernawaty Gafar SE dan Yuli Sinta Novianti. Istri saya, Bunda Arita yang belakangan menjadi penggiat UMKM, Bambang Saputra (konsultan BI) dan dosen Stiepan Rudy Pudjut Harianto, yang juga pengurus ISEI, serta sejumlah pengusaha muda di antaranya pengusaha billboard Yono Suherman, Arul pemilik Mantau Street dan Jeffri Yova Cahyali pemilik Yova Supermarket.
Hadir juga sejumlah staf Kantor Pos Balikpapan. Maklum Prof Rhenald Kasali adalah komisaris utama BUMN tersebut. Sebelumnya dia sempat menjadi Komut PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Komut PT Angkasa Pura II dan Komisaris Independen PT Indofarma (Persero) Tbk.
“Menjadi komisaris PT Pos Indonesia (Persero) tidak gampang, soalnya model bisnis pos sekarang sudah tak lagi tentang surat menyurat. Perusahaan harus mengikuti perkembangan zaman. Menjadi perusahaan logistik yang dapat dipercaya dan memberi kontribusi bagi bangsa,” katanya. Prof Rhenald juga menjelaskan beberapa produk terbaru PT Pos Indonesia.
Awalnya kita tidak tahu kok tiba-tiba guru besar ilmu manajemen, praktisi bisnis dan motivator terkenal ini terbang ke Balikpapan. Oh, ternyata dia diundang dalam acara Konsultasi Publik III Rancangan UU No 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (RUU Perubahan UU IKN) yang dilaksanakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas di Balikpapan. Kebetulan ada waktu santai dia manfaatkan berbagi ilmu dan informasi dengan sejumlah pelaku usaha dan akademisi Balikpapan.
Sayang acaranya sudah sore menyesuaikan kedatangan Prof Rhenald di Balikpapan. Padahal Sabri memberikan servis gratis termasuk makan dan minum. Café Luca diseting sebagai café makan siang seperti namanya. Menunya diakui menarik. “Anak-anak saya doyan makanannya,” kata Dhyani P dalam postingannya.
Prof Renald mendorong anak muda masuk ke wilayah entrepreneur. “Jangan takut gagal dan terus berusaha mencari berbagai peluang,” katanya. Dia mendorong pengusaha muda Natalia Chandra yang bergerak di bisnis endorsement terus berkembang dan jangan meninggalkan Balikpapan. “Tidak masalah customer-nya banyak di Jakarta, tapi tetap di Balikpapan tak usah pindah ke Jakarta,” katanya.
Menanggapi pertanyaan Bunda Arita, Prof Renald mengingatkan agar UMKM terus meningkatkan kualitasnya terutama berkaitan dengan produk, mulai soal bahan, kemasan dan sistem pemasaran. “Pasti terbuka pasarnya jika kualitas produk dijaga dan ditingkatkan,” ujarnya.
Hal yang sama juga dia sarankan kepada Arul dan Jeffri. Tidak usah takut bersaing dengan pemain luar, yang memang terus menyerbu. Orang daerah pasti lebih tahu dengan kondisi daerahnya.
Prof Rhenald mempersilakan siapa saja yang mau belajar di Rumah Perubahan yang didirikan sejak tahun 2007 di Bekasi. Rumah Perubahan adalah wadah yang dibangun dengan tujuan menjadi contoh social entrepreneurship di Indonesia. “Indonesia tidak miskin jumlah entrepereneur, tapi miskin entrepreneurship,” tandasnya.
KOMITE ESG DI IKN
Prof Rhenald yang mendapat gelar Ph.D dari University of Illionis Amerika memberi isyarat bahwa dia akan ikut berkontribusi dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sepertinya dia terlibat dalam lembaga baru IKN yang bernama Komite ESG, yaitu Environmental, Social and Governance).
Kehadiran Komite ESG tersebut, menjadikan IKN sebagai kota pertama di dunia sebagai kota yang berprinsip sebagai Kota Hutan Pintar. Kota yang berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Secara prinsip Komite ESG sudah terbentuk. Tapi secara resmi akan diumumkan langsung oleh Ketua Otorita IKN Bambang Susantono, yang kemungkinan dijadwalkan bertepatan dengan peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI.
Menurut Prof Rhenald, anggota Komite ESG terdiri orang-orang yang kepakarannya mempunyai standar internasional. Baik masalah lingkungan, sosial, dan tata kelola pemerintahan. Maklum tugasnya mengawal pembangunan IKN, yang menjadi perhatian dunia.
Dia menunjuk salah satunya adalah Prof Willie Smits, yang lama tinggal di kawasan hutan sekitar IKN dalam menangani peliaran kembali orangutan. Pakar berdarah Belanda yang sudah jadi WNI ini, dikenal sebagai pendiri Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS), ketua Yayasan Masarang dan Yayasan Gibbon Indonesia.
Komite ESG akan memberikan rekomendasi kepada Kepala Otorita IKN apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh terjadi di Kota Hutan Pintar IKN. Misalnya soal membuang sampah sembarangan dan tidak sesuai prinsip lingkungan. Tidak ada penggunaan kemasan yang merusak lingkungan. Tidak boleh menebang kayu dan membunuh satwa hutan. “Pokoknya semua aktivitas di IKN benar-benar sesuai tata kelola lingkungan,” kata Prof Rhenald.
Dia yakin dengan kehadiran Komite ESG, minat investor untuk ikut membangun IKN lebih besar lagi. Ngobrol Santai di Café Luca ditutup dengan penyerahan buku tentang IKN yang ditulis oleh Rektor Uniba Dr Isradi Zainal. Ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ini banyak mengkritik pembangunan IKN dalam hal penerapan HSE (Health, Security, and Environment).(*)