TANJUNG REDEB – Gubernur Kaltim Isran Noor menyebut Kalimantan Timur menduduki peringkat kedua sebagai Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) di Indonesia, setelah Jakarta.
Hal itu diungkapkan Gubernur Kaltim Isran Noor ketika membuka rapat koordinasi teknis P3DN se-Kaltim, di Hotel Bumi Segah, Kamis (3/8/2023).
Atas nama Pemprov Kaltim, dirinya berterima kasih kepada seluruh stakeholder terkait yang sudah berkomitmen dalam peningkatan pemakaian produk dalam negeri.
Namun menurut Isran, penilaian P3DN tersebut belum pas. Hal itu melihat kebutuhan pokok Kaltim paling pertama dan utama karena paling banyak menyuplai produk dalam negeri berupa batu bara, termasuk di Kabupaten Berau.
Walaupun batu bara dianggap belum green energi, tapi sampai sekarang belum ada yang bisa menghilangkan, menghapus, dan menghentikan penggunaan batu bara sebagai energi utama di Indonesia.
“Produk yang kita hasilkan berguna bagi energi bangsa kita. Kaltim memiliki jasa besar terutama dalam memperoleh dan berkontribusi terhadap pendapatan negara,” katanya, Kamis (3/8/2023).
Sementara itu, Ketua Harian P3DN Kaltim, Heni menambahkan, dalam rangka pelaksanaan barang dan jasa pemerintah menginstruksikan paling sedikit 40 persen untuk menggnakan produk UKM dalam negeri.
Untuk akselerasi dan optimalisasi P3DN di Kaltim sendiri, Pemprov Kaltim telah membentuk tim P3DN dan menindaklanjutinya dengan membuat instruksi Gubernur Kaltim tentang percepatan penggunaan produk dalam negeri.
Adapun Provinsi Kaltim menempati posisi kedua nasional dalam P3DN dengan realisasi sebesar Rp 3,117 triliun. Setelah Jakarta dengan realisasi Rp 6,855 triliun. Begitu pula, Kabupaten Kutim, Kukar, Berau, Paser, Kota Samarinda dan Balikpapan juga termasuk dalam kategori 5 besar kabupaten dan kota penggunaan produk dalam negeri.
Pun untuk realisasi usaha menengah kecil koperasi Provinsi Kaltim menempati posisi kedua nasional dengan nilai R 1,162 triliun. Serta Kota Samarinda, Balikpapan, Kabupaten Kukar dan Kubar juga menempati posisi 5 besar realisasi produk UMK dalam negeri.
Untuk itu komitmen nilai realisasi produk dalam negeri Provinsi Kaltim tahun 2023 sebesar Rp 6,9 triliun. Anggaran tersebut baru direalisasikan sebesar 61,52 persen.
“Jelas masih perlu peningkatan lagi karena target nasional sebesar 95 persen,” sebutnya.
Selain itu, Pemprov Kaltim juga telah melaksanakan pengadaan barang dan jasa melalui katalog sejak 5 April 2021. Dengan jumlah etalase komoditas sebanyak 33 etalase.
Di samping itu Bupati Berau Sri Juniarsih menyambut baik kedatangan Gubernur Kaltim Istan Noor dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Berau. Yang mana diharapkan dapat meningkatkan semangat pihaknya dalam melaksanakan seluruh agenda pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat. Terutama dalam peningkatan pemakaian produk dalam negeri. (mnz)