TAPIN – Bupati Tapin, Kalimantan Selatan, HM Arifin Arpan optimistis daerahnya bisa menjadi lumbung pangan untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
“Kita punya komitmen harus tercapai kebutuhan pangan di IKN,” ujarnya di Bendungan Tapin, Desa Pipitak Jaya, Kamis (20/7/2023).
Komitmen itu, kata Arifin, terkait produktivitas pertanian khususnya beras yang terus ditingkatkan setiap tahun mengiringi potensi Bendungan Tapin yang sekarang sudah tersambung dengan sebagian jaringan irigasi.
“Jangan sampai dengan adanya bendungan Tapin masyarakat tak menikmati,” ujarnya.
Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2021, kata Arifin, dampak bendungan ke sektor pertanian saat ini masih belum terlihat signifikan.
“Empat sampai lima tahun mendatang akan terlihat hasil pertanian,” ujarnya.
Diketahui, proyek rehabilitasi jaringan irigasi sepanjang 27,73 km selesai dikerjakan. Sedangkan, jaringan irigasi lain masih dalam proses pengerjaan.
Terkait daerah irigasi (D.I) Tapin yang direhabilitasi ini adalah satu dari 72 irigasi premium Indonesia. Pembangunannya, masuk rangkaian pada agenda besar negara periode 2015-2025 untuk mewujudkan ketahanan pangan dan air secara nasional.
Serapan anggaran untuk rehabilitasi irigasi yang dibangun pada 1989-1993 silam itu, mencapai Rp115 miliar bersumber dari pinjaman luar negeri (loan).
Dana itu didapat melalui program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPMIP) yang didukung Asian Development Bank (ADB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).
Kini, sebagian petani diklaim sudah merasakan manfaat dari irigasi sepanjang 27,73 km itu. Target dari rehabilitasi ini, air bisa menjangkau sawah seluas 2.603 hektar.
“Berdasarkan pernyataan Ketua P3-TGA Desa Bungur Baru, sekarang sudah bisa diterapkan pola tanam dua kali lipat. Sebelumnya, pendapatan awal petani hanya 3-4 ton, setelah rehabilitasi meningkat menjadi 7-8 ton (/hektar),” ujar Staf Teknis Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Gunadi Anom.
Melalui D.I Tapin ini, BWS Kalimantan III mencatat. Kata Gunadi, terdapat 15 perkumpulan petani pemakai air (P3A) telah menikmati manfaat pembangunan dari program pemerintah pusat.
Terbaru ini, mereka juga sedang berupaya merealisasikan rencana yang dinilai bisa memaksimalkan potensi dari bendungan yang memiliki kapasitas 56,7 juta meter kubik air tersebut.
Rencana itu, adalah pembangunan saluran tersier agar air bisa menjangkau lebih luas lahan-lahan pertanian fungsional.
“Terkait dengan pembangunan jaringan tersier, dalam proses usulan untuk pembangunannya,” ungkapnya. (Ant/MK)
Pewarta : Gunawan Wibisono
Editor : Ahmad Wijaya