Catatan Rizal Effendi
PARTAI NasDem memecahkan rekor. Ratusan ribu “kakak-kakak” berkumpul di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu (16/7). Mereka adalah kader NasDem dari seluruh penjuru Tanah Air, yang menyatukan tekad dalam Apel Siaga Perubahan (ASP) menyambut Pemilu dan mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
Dalam pergaulan keluarga besar Partai NasDem semua kader mulai yang di bawah sampai Ketua Umum Surya Paloh (SP) dipanggil “kakak.” Tidak ada di partai lain. Itu adat Nasdem mempererat tali persaudaraan dan membuat tidak ada kader yang merasa direndahkan.
Dalam Rakernas Partai NasDem beberapa tahun lalu, Presiden Jokowi malah memanggil SP dengan sebutan “Kakanda.” Dalam kamus KBBI dijelaskan bahwa kakanda adalah panggilan lebih hormat atau lebih mesra dari kakak.
Yang menarik ASP digelar persis pada hari ulang tahun ke-72 kakak SP. Ia dilahirkan di Banda Aceh, 16 Juli 1951. Karena itu ketika tiba di GBK, SP disambut grup band Jamrud dengan lagu “Selamat Ulang Tahun.” Sangat meriah. SP tampak bahagia dan surprised didampingi sang istri, Rosita Barack, yang akrab dipanggil Mamitha.
Mamitha ada hubungan darah dengan Kaltim. Dia orang Samarinda. Ayah ibunya, pasangan Omar Barack dan Aisyah pengusaha besar yang tinggal di kampung HBS, Pasar Pagi. Mamitha adalah tante dari Reino Barack, suami artis populer Syahrini.
SP dan Rosita menikah pada tahun 1984 dan memiliki seorang anak semata wayang bernama Prananda Surya Paloh. Prananda ikut memegang peranan penting di Partai NasDem. Selain menjadi ketua Garda Pemuda, dia juga ketua Koordinator Pemenangan Pemilu Partai NasDem 2024.
Sebelum ke GBK, SP sudah dicegat seribu kader dan relawan di NasDem Tower. Mereka membawa 72 tumpeng berisi aneka penganan khas Indonesia. Ada juga datang ibu-ibu majelis taklim menyanyikan “Mabruk alfa mabruk” diiringi musik rebana. SP juga menerima gelar “Guru Rakyat” atas keberanian dan keteladanannya menjaga demokrasi Indonesia dari Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI)
“Ya Allah Yang Maha Menerangi, berikanlah usia yang panjang, beri kesehatan sempurna, berilah hati yang bahagia kepada abang kami, kepada mentor kami, kepada pemimpin kami, yang hari ini memperingati miladnya yang ke-72,” kata Anies, yang datang ke SP juga bersama istri, Hj Fery Farhati Ganis.
“Selamat ulang tahun, Kakak SP. Kami adalah anak-anak Bapak. Kami tegak lurus di barisan Bapak. Kami tidak akan pernah meninggalkan Bapak atas keputusan yang sudah diambil. Karena ini adalah kewajiban kami sebagai kader,” tandas Ahmad Ali, wakil ketua umum Partai NasDem sebagai koordinator ASP.
PAKAI SERAUNG
Di tengah warna biru yang meronai sekujur GBK, juga hadir kader NasDem dari Kalimantan Timur (Kaltim). Ketika tampil di acara defile, semua menggunakan seraung Dayak. Ketua Umum DPW Isran Noor yang juga gubernur Kaltim tidak bisa hadir karena melakukan kunjungan kerja ke Belanda. Tapi sejumlah pengurus lainnya turun ke lapangan di antaranya sekretaris Fatimah Asyari, Wakil Ketua Bappilu Syarifuddin Tangalindo dan Ketua DPW Garda NasDem Celni Pita Sari.
Sejumlah ketua DPD juga datang. Di antaranya Ketua DPD Balikpapan Ahmad Basir, Ketua DPD PPU Nanang Ali, dan Ketua DPD Samarinda H Joha Fajal. Ada juga beberapa bacaleg, Nabil Said Amin (bacaleg DPR RI), Andi Burhanuddin Solong (bacaleg DPRD Kaltim), Aco Kamaruddin (bacaleg DPRD Kaltim Balikpapan), H Syahabudin (bacaleg DPRD Kaltim dapil Kukar) serta bacaleg lainnya dari kabupaten dan kota.
Di kursi undangan VIP, selain kehadiran Ketua Umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu, yang menarik soal kehadiran ada 3 “utusan khusus” Partai Golkar yaitu Ketua DPP Christina Aryani, Ketua Bakumham Supriansa dan Waketum Rizal Mallarangeng. “Beri tepuk tangan atas kehadiran mereka,” kata SP.
“Itu biasa saja, karena Bang Surya alumnus Golkar. Pak Prabowo juga alumnus Golkar,” kata Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ketika ditanya wartawan. “Kehadiran kami sebagai bentuk penghargaan atas undangan yang dilayangkan Partai NasDem,” ujar Christina.
Ketika diminta menyampaikan pidato politiknya, Anies Baswedan membuat kejutan. Sebab, sebagian besar disampaikan dalam bentuk doa. Anies berdoa agar Partai NasDem dan dirinya dilindungi dari kedengkian dan kezaliman, serta tak menjadi sasaran fitnah.
“Ya Tuhan Yang Maha Perkasa, Yang Mahakuat, dalam perjalanan ke depan lindungi kami dari kedengkian dan kezaliman, jangan jadikan kami sasaran fitnah, sibukkanlah orang zalim dengan yang zalim lainnya selamatkan kami dari tipu daya dan kejahatan, limpahkanlah kesabaran kami dan teguhkanlah pendirian kami,” ujarnya dengan khusyuk.
Dia juga mendoakan bangsa Indonesia mulai rakyat sampai pemimpinnya termasuk para penyelenggara negara, aparat sipil, penegak hukum, tenaga pendidikan dan kesehatan juga anak-anak mendapatkah berkah dalam mengatasi berbagai persoalan tugas dan hidup.
Anies juga berdoa untuk kedamaian. “Ya Allah lindungi masyarakat kami, jadikan kampung kami kampung yang rukun, jadikan desa kami desa yang guyub yang saling menolong saling melindungi. Jadikan perbedaan antara kami sebagai penguat bukan sebagai pemisah,” ujarnya.
Ada juga bagian doa Anies bagi mereka yang berutang. “Ya Tuhan Yang Maha Pengasih, Yang Maha Melepas, dan Maha Mencukupkan, berikan kepada kami yang sedang terlilit utang, baik utang kepada bank, lembaga keuangan, pinjol, bahkan rentenir, kami berlindung kepada-Mu dari lemah dan sedih, dari lemah dan malas dari lilitan utang dan penipuan serta tindakan kesewenang-wenangan,” katanya.
Sementara itu dalam orasi politiknya, ada beberapa hal penting disampaikan Kakak SP. Mulai soal hilangnya budaya gotong royong, soal revolusi mental era Jokowi yang belum berhasil sampai alasan mendukung Jokowi dan memilih Anies Baswedan menjadi capres 2024.
Dia menyebut bangsa Indonesia kini semakin jauh dari budaya kegotongroyongan dan berubah menjadi bangsa yang individual, pragmatis, dan penuh kepura-puraan.
Revolusi mental yang digerakkan Presiden Jokowi senapas, sebangun, dan sejalan dengan misi gerakan perubahan atau restorasi Partai NasDem. “Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan. Apa yang harus berani yang kita nyatakan menjelang 78 tahun kemerdekaan bangsa yang kita miliki?” kata SP.
Dalam bagian lain dia menegaskan bahwa Partai NasDem konsisten mendukung Anies karea dianggap sosok yang menghormati pluralisme. “Kenapa kita harus memilih Anies Baswedan? Karena kita mau membuktikan, pluralisme yang kita hargai bukan hanya di bibir, tapi juga dalam praktik kehidupan yang nyata,” tandasnya.
Pluralisme diartikan orang sebagai paham yang menghargai adanya perbedaan di tengah kehidupan masyarakat dan mengizinkan atau memperbolehkan kelompok berbeda itu tetap menjaga keunikan budayanya sebagai ciri khas masing-masing.
Sehari setelah gelar ASP, di Istana berlangsung reshuffle kabinet. Yang menarik, sorenya Surya Paloh diterima Presiden Jokowi. Sudah lama mereka tidak bertemu. “Mungkin hari Senin hari baik sehingga saya diundang ke Istana,” jelasnya.
Di tengah suasana perbincangan yang tidak terlalu formal itu, SP mengakui Jokowi sempat menanyakan sosok cawapres dari Anies Baswedan. Dia menjelaskan bahwa sosok cawapres masih berada di genggaman Anies. Tidak tertutup kemungkinan juga bakal ada pertemuan antara Jokowi dan Anies.
Sebelum berangkat ke Istana, pagi-pagi SP sudah berada di NasDem Tower. Sejumlah kader NasDem dari berbagai daerah yang datang ke sana termasuk dari Balikpapan sempat bertemu. “Kami mengucapkan selamat ulang tahun kepada Kakak SP, semoga sehat dan terus memimpin kami,” kata Ahmad Basir. (*)