BONTANG – Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) melaksanakan Seminar Grand Desain Pembangunan Kependudukan Kota Bontang, Selasa (18/7/2023). Seminar ini dimaksudkan untuk mengetahui rencana kebijakan kependudukan yang akan diambil pada tahun mendatang.
Kepala DPPKB Kota Bontang, Bahauddin mengatakan, tujuan dari grand desain pembangunan kependudukan untuk memberikan arah bagi pelaksanaan pembangunan kependudukan yang terdiri dari pengendalian jumlah penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, penataan dan pengaturan sebaran/mobilisasi penduduk serta pembangunan database dan administrasi kependudukan.
Selanjutnya, Bahauddin mengatakan dengan grand desain pembangunan kependudukan ini permasalahan kependudukan suatu daerah bisa berjalan dengan seimbang.
“Jangan sampai penduduknya banyak, tapi kualitas penduduknya tidak bagus seperti kualitas kependudukan, pendidikan, pekerjaan, kesejahteraan dan kehidupan sosialnya,” kata Bahauddin.
Selain itu, Ia mengatakan ada lima pilar dalam pembangunan kependudukan seperti kualitas, kuantitas, pembangunan keluarga, hingga grand desain pembangunan kependudukan.
“Tentu grand desain ini berlaku 25 tahun, jadi kita desain sampai 2045. Jadi grand desain bisa dipakai kepala daerah siapapun yang dapat mengambil data untuk menentukan kebijakan daerah yakni RPJMD dan kebijakan pada masyarakat,” tambah Bahauddin.
Sementara, Sekretaris Daerah Kota Bontang, Aji Erlynawati mengatakan seminar grand desain pembangunan kependudukan sangat penting dalam menentukan RPJMD daerah sesuai dengan 5 pilar grand desain pembangunan kependudukan. Ia menyebutkan Kota Bontang akan menentukan RPJMD pada tahun depan untuk rencana 2024-2045.
“Ini sangat penting dalam rencana kependudukan. Pembangunan kependudukan yakni bagaimana sinergi, singkronisasi dan harmoni dalam pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas bagi masyarakat yang lahir seperti kualitas kompetensi dan kesehatan,” kata Aji Erlynawati.
Aji Erlynawati juga mengatakan Indonesia pada tahun 2045 akan mendapatkan bonus demografi sebesar 70 persen sebagai generasi produktif.
“Untuk itu ketika kita persiapkan 70 persen generasi produktif dari sekarang baik dari kualitasnya maupun kuantitasnya,” terang Aji.
“75 persen bonus demografi yang merupakan generasi produktif atau generasi emas. Saya harapkan generasi selanjutnya tidak akan menerima dampak negatif dari teknologi,” tambah Aji. (adv/yah)