spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

PT Berau Coal Gelar Operasi Katarak Gratis, Wujud Peduli Kesehatan Masyarakat

TANJUNG REDEB – PT Berau Coal menggelar bakti sosial operasi katarak gratis untuk masyarakat Kabupaten Berau dan sekitarnya. Diketahui, dari 300 orang yang melakukan screening, 142 pasien lolos untuk mendapatkan tindakan operasi.

Direktur Operasional dan HSE PT Berau Coal, Arief Wiedhartono menerangkan, kegiatan bakti sosial tersebut merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Khususnya dalam pilar kesehatan.

“Katarak ini juga merupakan penyebab kebutaan. Maka dari itu, kami dari PT Berau Coal mengadakan bakti sosial ini agar penderita katarak dapat segera sembuh,” ungkapnya di sela kegiatan, Sabtu (15/7/2023).

Dia memaparkan, kolaborasi PT Berau Coal dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas memberikan atensi khusus atas fenomena tingginya angka penderita katarak di Bumi Batiwakkal.

“Indra penglihatan itu sangat diperlukan untuk kegiatan sehari-hari. Sehingga, program ini sebagai bentuk keseriusan kami dalam menebar manfaat bagi masyarakat, terkhusus di bidang kesehatan,” tuturnya.

Selain itu, Arief membeberkan bahwa PT Berau Coal juga berkomitmen mendukung program-program kesehatan lainnya. Seperti pencegahan stunting, pengobatan gratis serta penyediaan sanitasi yang baik untuk masyarakat.

“Kami selalu berupaya mendukung penuh program-program pemerintah, demi mendorong percepatan pemulihan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Sementara, Ketua Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami) Kaltim-Kaltara, dr Eka Falentina Wati mengungkapkan, operasi katarak merupakan kegiatan utama pihaknya. Terlebih, angka penderita katarak di Indonesia tergolong tinggi.

“Penyebab dari tingginya angka katarak ini adalah kurangnya dokter mata. Terutama tidak adanya dokter yang berada di kampung-kampung pedalaman,” bebernya.

Ia mengatakan, kasus katarak di Berau menurut data 2021 ada sekisar 400 orang penderita buta katarak, yang tentu memengaruhi kualitas kegiatan sehari-harinya.

“Maka dari itu, saya sangat mengapresiasi bakti sosial yang digelar PT Berau Coal ini. Saya harap ke depannya operasi katarak gratis ini terus berlanjut,” imbuhnya.

Salah seorang pasien yang telah selesai menjalani operasi katarak oleh PT Berau Coal

Lebih lanjut, Koordinator Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas, Tawang Sotya Djati menjelaskan, bahwa penyakit mata katarak menjadi salah satu program prioritas yayasan karena tingkat kejadian yang tinggi di Bumi Pertiwi. Oleh karena itu, yayasan memberikan perhatian khusus terhadap fenomena penyakit ini.

“Tim medis terdiri dari 7 dokter spesialis mata dan 22 tenaga medis dari Jakarta, ditambah dengan sejumlah tenaga medis dari RSUD, Dinkes, pendamping puskemas, dan relawan-relawan yang terlibat dari Berau. Alat medis juga telah didatangkan langsung dari Jakarta untuk mendukung kegiatan ini,” ungkapnya.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sebagai Non Government Organization (NGO) berdiri sejak tahun 1993, hingga saat ini telah memiliki kantor penghubung di 18 kota. Kegiatan yayasan ini terfokus pada amal, sosial, kesehatan, pendidikan, budaya humanis, bantuan bencana, donor sumsum, pelestarian lingkungan, dan relawan. Dalam menjalankan misi Tzu Chi selalu berlandaskan pada cinta kasih dan selalu memegang teguh prinsip tidak membeda-bedakan sara.

Program baksos yang dilaksanakan di Berau tahun ini menunjukkan bahwa katarak merupakan salah satu penyakit yang membutuhkan penanganan yang tepat. Tim medis yang melakukan proses screening berasal dari Yayasan Buddha Tzu Chi dan bekerja secara sukarela.

Salah seorang penerima manfaat baksos operasi katarak gratis, Bangbingsong seorang petani asal Kampung Long Lanuk, Kecamatan Sambaliung. Ia mengungkapkan rasa syukur karena telah mendapatkan kesempatan untuk menjalani operasi katarak gratis. Kondisi ekonominya yang terbatas menjadikannya tidak mampu memperoleh pengobatan secara mandiri.

“Kami bersyukur dan berterima kasih kepada pihak penyelenggara dengan adanya baksos ini kami berhasil dioperasi, sebelumnya nggak lihat sama sekali, tapi hari ini sudah mulai bisa melihat. Karena dengan katarak ini hidup kita kurang nyaman, semoga kemanfaatan seperti ini bisa meluas, supaya masyarakat lainnya bisa merasakan hidup yang nyaman,” tandasnya. (adv/dez)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti