TENGGARONG – Plh Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim Hj Rini Susilawati mengatakan Gerakan Kejar Tanam 1000 Hektare untuk komoditas tanaman pangan per kabupaten, merupakan rencana aksi dari komitmen dalam Pekan Kelompok Tani dan Nelayan di Padang awal Juni lalu. Langkah ini sebagai antisipasi badai El Nino yang puncaknya diperkirakan pada Agustus mendatang.
“Kita antisipasi dengan menjaga sumber-sumber air dan menggunakan varietas padi tahan kekeringan,” jelas Rini di sela kegiatan Gerakan Tanam 1000 Hektare di Kelurahan Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong, Senin (3/7/2023).
Rini menguraikan, Kaltim dengan beberapa daerah sentra pengembangan terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi pertanian dengan melibatkan multistakeholder.
Berdasarkan data BPS Kaltim 2022, lanjut Rini, kontribusi padi gabah kering giling kabupaten/kota tercatat Kukar memiliki kontribusi terbesar mencapai 40 persen. Disusul Paser sebesar 20 persen dan Penajam Paser Utara sebesar 19 persen.
“Selebihnya sebanyak 17 persen dari kabupaten lain di Kaltim,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Pokja MRV DDPI Kaltim Fadjar Pambudhi di Semiloka Antisipasi El Nino sempat memaparkan bahwa jika dampak El Nino tidak diantisipasi dari sekarang, maka akan timbul berbagai macam gejolak yang bersifat beragam dan berantai di berbagai wilayah Kaltim. “Yakni selain mengakibatkan krisis pangan juga krisis lingkungan dan krisis kesehatan,” ujarnya.
Jika krisis itu makin parah, maka akan memicu krisis lain seperti ekonomi hingga politik. Oleh sebab itu, diharapkan pemerintah Kabupaten/kota di Kaltim melakukan langkah antisipatif agar dampak El Nino dapat diminimalisir. Diantaranya memantau cuaca dan mengidentifikasi kelompok masyarakat rentan dampak El Nino.
“Lainnya, menyiapkan sumber daya, baik manusia, peralatan, pendanaan terkait antisipasi El Nino,” demikian katanya. (adv)