PPU – Pemkab Penajam Paser Utara (PPU) tengah mempersiapkan diri dalam mengahdapi musim kemarau tahun ini. Ada 128 titik di Benuo Taka yang dicatat sebagai lokasi rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Musim kemarau menurut laporan telah berlangsung mulai akhir Juli hingga akhir 2023 ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU memprediksi puncak panas terjadi pada pertengahan Agustus ini.
“Di empat kecamatan ada titik yang rawan kebakaran hutan dan lahan,” kata Kepala Pelaksanan BPBD PPU, Budi Santoso, Minggu (2/7/2023).
Dari 128 titik rawan karhutlah itu, terbanyak 78 titik di wilayah Kecamatan Penajam. Kemudian 50 titik lainnya tersebar di Kecamatan Waru, Babulu dan Sepaku.
Menurutnya, wilayah yang berpotensi itu sebagan besar merupakan lahan gambut. Yang menurut catatan di beberapa titik itu telah terjadi karhultah berulang kali.
“Lahan gambut ketika musim kemarau menjadi kering, sumber air juga kering,” ujar Budi.
Adapun lahan gambut terdapat sekitar 1.400 hektare, umumnya berada di kawasan pesisir. Terutama di Kecamatan Penajam yang tersebar di sejumlah desa dan kelurahan.
Dengan rincian, di Kelurahan Petung sekitar 700 hektare, Kelurahan Nenang sekitar 400 hektare, dan Desa Giripurwa sekitar 200 hektare.
Potensi karhutla ini, sambung Budi, juga kerap terjadi karena kebiasaan masyarakat yang kerap membuka lahan dengan cara dibakar. Padahal, soslialisasi dan edukasi terhadap bahaya karhutla telah kerap dilakukan pihaknya.
Sejauh ini, langkah antisipasi yang dilakukan selai menekankan sosialisasi ialah kesiapan personel. Di samping juga telah bekerja sama dengan pihak terkait seperti perusahaan dan TNI/Polri.
“Dari segi personel dan peralatan sudah disiapkan dan memadai. Kami juga telah melaksanakan apel siaga dan pengecekan peralatan beberapa waktu lalu. Peralatan dan personel sudah siap,” pungkasnya. (sbk)