Catatan Rizal Effendi
SEBENARNYA saya dongkol Messi ngga jadi datang. Tapi akhirnya saya memutuskan tetap menyaksikan laga langka FIFA matchday antara timnas Indonesia lawan juara dunia tiga kali Argentina. Saya datang ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Senin (19/6) petang. Berdesak-desakan dengan sekitar 56 ribu penonton lainnya. Saya lihat Presiden Jokowi nonton juga bersama Ibu Negara Iriana didampingi Ketua PSSI Erick Thohir dan Menhan Prabowo Subianto. Selain itu ada beberapa Menteri lainnya.
Jokowi agak kaget dan tersenyum bersama Iriana ketika tahu cucunya Jan Ethes, putra Wali Kota Solo Gibran Rakabuming menjadi player escort atau pendamping kiper Argentina, Emiliano Martinez. “Eh tahu-tahunya ndampingi,” katanya terkejut.
Saya dapat tiket gratis dari Nabil Husein Said Amin, Presiden Borneo FC. Kebetulan saya dan dia sama-sama bacaleg DPR RI dapil Kaltim dari Partai NasDem. Ayahnya, Said Amin yang dikenal bos Pemuda Pancasila (PP) Kaltim juga akrab dengan saya. Banyak orang Kaltim datang termasuk warga Balikpapan. Ada juga Rektor Unmul Dr Abdunnur.
Nabil nonton juga dengan pasukannya. “Walau laga persahabatan, tapi ini pertandingan bagus,” katanya. Salah seorang gelandang Timnas Indonesia Stefano Lilipaly dari Borneo FC . Stefano merupakan pemain yang memiliki darah campuran Indonesia dan Belanda. Selain bermain di Belanda, dia sempat di Liga Jepang sebelum lanjut ke Indonesia.
“Prestasi” Indonesia yang belum pernah dikalahkan tim juara dunia manapun, seperti kata Cak Lontong, akhirnya terpecahkan. Indonesia kalah terhormat atas tim Tanggo 0-2 melalui tendangan jarak jauh dari kaki Leandro Paredes menit ke-38 dan sundulan kepala Cristian Romero pada menit ke-55.
Seharusnya angka skornya 3-0, kata seorang teman di samping saya. Satu gol lagi dari kaki Messi. Sayangnya dianulir wasit. Karena Messi tidak datang ke lapangan. Itupun gol tambahan itu terjadi dalam mimpi saja, katanya tertawa.
Teriakan Messi…Messi masih ramai di lapangan. Tapi ditambah ujungnya dengan suara “huuuu.” Tanda penonton kecewa karena dia tidak datang ke Indonesia. “Tega betul kau Messi ngga mau ke Indonesia” kata seorang penggemarnya di GBK menggerutu.
Melampiaskan kekesalannya dengan Messi, ada seorang warganet yang menggugah foto hasil rekayasa di mana Messi membelakangi kamera lagi memesan sate di depan Stadion GBK. Sepertinya habis bertanding lawan Timnas kita. He….he.
Menurut pelatih Timnas Argentina Lionel Scaloni, sebenarnya bukan Messi yang tidak mau datang. Tapi ini murni keputusan dia sebagai pelatih, yang memberikan kesempatan berlibur kepada Messi termasuk Angel Di Maria dan Nicolas Otamendiini cuma akal-akalan mereka, agar Messi tidak dihujat penggemarnya di Indonesia. Apa salahnya datang ke Jakarta, meski main satu menit. Yang penting bisa mengobati kerinduan penggemarnya.
Saya masih mau menonton timnas Argentina lawan timnas Indonesia, karena di tim Albiceleste masih ada Alejandro Garnacho, winger muda Manchester United (MU). Saya penggemar fanatik MU dan suka penampilan Garnacho. “He..he pasti Pak Rizal datang karena Garnacho,” kata Bima Sakti, pelatih Indonesia asal Balikpapan ketika ketemu saya seusai pertandingan.
Lengkap atribut yang saya pakai datang ke GBK. Soalnya saya menggunakan kostum gabungan. Jerseynya merah berlabel Timnas Indonesia. Jaketnya, jaket Setan Merah. Topinya, topi berlogo duel Indonesia vs Argentina dan sepatunya saya pakai sepatu sport putih berlogo Persiba Balikpapan.
Garnacho baru masuk ke lapangan menit ke-60 menggantikan Nicolas Gonzalez. Saya yang duduk di VIP Barat memang jodoh. Karena pemain yang 1 Juli nanti berusia 19 tahun itu, bermain di sayap kiri. Jadi persis dia di depan mata saya. Memang eksplosif. Ganteng lagi.
Baik ketika main melawan Australia di China maupun dengan Timnas Garuda, itu sangat spesial bagi pemain berambut blonde ini. Karena ini debut pertama Garnacho bermain di Timnas Argentina senior. Garnacho naik kelas setelah sempat menjadi andalan Timnas Argentina U-20.
Uniknya sebelum membela Argentina, dia sempat bermain untuk Timnas Spanyol U-18. Karena itu dia memang jadi rebutan timnas kedua negara. Ia lahir di Spanyol dari ibu orang Argentina dan ayah berpaspor Spanyol. Namun belakangan dia mantap memilih ke negeri Maradona. “Saya tak ragu, karena saya memang sebagai orang Argentina,” ujarnya kepada ESPN Argentina.
Saya tak mengira permainan sang wonderkid ini ternyata bisa dihadang dengan lugas oleh kapten Indonesia, Asnawi Mangkualam. Garnacho tak berkutik. Malah dia terpancing, apalagi dia juga mendapat teriakan “huuuuuu” dari penonton. Akhirnya sempat melakukan tekel kasar ke Asnawi. Syukur wasit tidak mengeluarkan kartu kuning.
Banyak yang berharap lewat kedatangan Garnacho, nantinya MU juga tertarik untuk melakoni laga persahabatan di Indonesia. “Mudah-mudahan Garnacho cerita yang indah-indah tentang Indonesia. Makan sate dan nasi goreng yang enak, sehingga MU mau datang ke sini,” kata Musa, seorang penggemar MU, yang kebetulan duduk di dekat saya.
JUGA SEDIH
Ada pemain timnas Indonesia, yang juga sedih Messi tak datang. Dia adalah Jordi Amat Maas, bek tengah kelahiran Canet de Mar, Spanyol. Ternyata Jordi sudah kenal Messi. Mereka beberapa kali bertemu saat keduanya masih bermain di La Liga. Jordi pernah main di Espanyol, Real Betis hingga Rayo Vallecano. Sedang La Pulga julukan Lionel Messi saat itu ada di Barcelona. “Sayang Messi tak jadi datang, kalau tidak saya bisa bertemu lagi di lapangan,” katanya.
Jordi mengakui Messi berkembang menjadi pemain top dunia. Kakinya memang ajaib. Ibaratnya kata orang, ditendang dalam keadaan terpejam sekalipun tetap saja bisa merobek jala gawang. Karena itu nilainya selangit. Bayangkan kedua kakinya itu diasuransikan sebesar 750 juta euro atau sekitar Rp 12,8 triliun. Itu tujuh kali lebih mahal dari kaki Cristiano Ronaldo. Menurut Abbey Autoline, perusahaan asuransi asal Iralindia Utara, nilai asuransi kedua kaki Ronaldo “hanya” 105 juta euro atau sekitar Rp 1,7 triliun.
Pernah ada penonton yang bilang Messi itu punya tiga kaki. Makanya bermain hebat melebihi pemain lain. Dia punya tonjolan besar yang berada di samping tempurung lutut, yang disebut sebagai kaki ketiganya. Belakangan Messi menjelaskan, bahwa dia pernah mengalami gangguan hormon pertumbuhan pada usia 11 tahun, sehingga setiap malam dia harus menyuntik kakinya.
Sejauh ini Messi sudah memenangi 7 penghargaan Ballon d’Or dan mengkoleksi 6 penghargaan sepatu emas sebagai pencetak gol terbanyak sejak berkarier di Eropa. Di Piala Dunia 2022 dia gagal meraih golden boot, kalah satu gol dengan Kylian Mbappe, rekan seklubnya di Paris-Saint German (PSG), yang menjadi andalan Les Bleus, Prancis.
Saya dengar MU tengah mengincar Mbappe, yang memutuskan tidak akan memperpanjang kontraknya dengan PSG. Itu berarti PSG kehilangan dua ujung tombaknya. Messi lebih dulu angkat kaki dan memutuskan berlabuh di Inter Miami FC, sebuah klub sepak bola di kota Miami, Amerika Serikat. Padahal tadinya beredar kabar dia akan bergabung dengan Al-Hilal di Arab Saudi, di mana dia akan bermain bersama Ronaldo dan Karim Benzema. Atau kembali ke klub awalnya, Barcelona.
Belum diketahui apakah Messi masih akan bermain untuk timnas Argentina pada Piala Dunia 2026 akan datang mengingat usianya sudah tak muda lagi. Beberapa hari lagi Messi akan berulangtahun ke-36. Dia dilahirkan di Rosario, Provinsi Santa Fe, Argentina, 24 Juni 1987. Dia lebih muda dua tahun dibanding Ronaldo yang sudah berumur 38 tahun.
Ada satu lagi pemain Argentina yang bermain di MU. Yaitu pemain belakang Lisandro Martinez. Tapi sepertinya tidak dibawa oleh pelatih Lionel Scaloni. Padahal Martinez juga bermain bagus dan menjadi salah satu palang pintu MU.
Secara keseluruhan pertandingan Timnas Indonesia lawan Argentina sangat menarik. Tak disangka anak-anak asuhan Shin Tae-Yong mampu mengimbangi meski di babak pertama agak keteter. Presiden Jokowi sempat waswas takut hujan gol. Tapi ternyata tidak. Begitu selesai dia turun ke lapangan menyalami semua pemain. “Bagus…bagus, luar biasa,” katanya. Penonton juga surprise, karena sempat muncul penyanyi AGT, Putri Ariani membawakan lagu Rayuan Pulau Kelapa dan Berkibarlah Bendera Negeriku.
Saya beruntung satu hotel dengan timnas Garuda. Sama-sama di Hotel Sultan. Tinggal jalan kaki ke Senayan. Tapi saya cuma istirahat sebentar di kamar. Pukul 01.00 dinihari saya langsung ke Bandara Soekarno-Hatta. Saya langsung pulang ke Balikpapan naik pesawat Lion Air pukul 05.00 subuh. Soalnya sudah mau sarapan pagi soto singkong dan songkolo di Depot Sehati, Balikpapan Baru. (*)