spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terkait Vaksin DBD, Kukar Tunggu Alokasi dari Dinkes Kaltim

TENGGARONG – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang melonjak dibeberapa daerah, turut menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim). Bahkan belum lama ini, Dinkes Kaltim berencana untuk membeli vaksin DBD dari PT Bio Farma (Persero) Bandung, dengan anggaran mencapai Rp 1,5 miliar.

Saat dikonfirmasi Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kutai Kartanegara (Kukar), Supriyadi, bahwa Dinkes Kukar saat ini sifatnya masih menunggu alokasi dari Dinkes Kaltim. Karena nantinya vaksin yang dibeli oleh Dinkes Kaltim, akan didistribusikan ke 10 kabupaten dan kota. Termasuk Kukar.

“Tapi tidak menutup kemungkinan nanti kita mengadakan (vaksin DBD) sendiri itu,” ungkap Supriyadi, Senin (19/6/2023).

Namun hingga saat ini, Supriyadi memastikan belum ada arahan boleh atau tidaknya dinkes kabupaten mengadakan vaksin secara mandiri. Lebih kepada menunggu arahan Dinkes Kaltim, berapa jumlah alokasi yang disalurkan untuk Kukar.

Untuk target pendistribusian vaksin DBD, memang menyasar seluruh kelompok usia. Tetapi lebih memprioritaskan untuk kelompok usia anak-anak. Sesuai petunjuk dan teknis (juknis) awal, tetapi Supriyadi menyebut perlu juknis lanjutan terkait sasaran prioritas pendistribusian vaksin DBD.

Diketahui hingga pekan kedua Juni 2023, Dinkes Kukar sudah mencatat 355 kasus DBD yang terjadi di Kukar. Dengan jumlah kasus meninggal sebanyak 1 kasus, yang terjadi pada April 2023 lalu. Didominasi 3 kecamatan di Kukar yakni Kecamatan Tenggarong Seberang, Tenggarong, kemudian disusul Muara Badak. Dan Tenggarong Seberang menjadi penyumbang kasus terbanyak di Kukar.

“Tahun lalu ada lima orang (meninggal karena DBD), padahal kita sudah upayakan zero kasus, tapi tidak bisa. Semoga sampai akhir tahun tidak ada lagi,” tutupnya.

Sebelumnya, upaya juga sudah dilakukan oleh Dinkes Kukar, dalam hal penanganan kasus DBD di Kukar. Yakni dengan menyiapkan pengadaan alat Rapid Diagnostic Test (RDT) tes untuk DBD. Ketika ditemukan pasien yang terindikasi suspek DBD akan dilakukan tes, dan sampelnya dikirim ke laboratorium.

Ketika hasil RDT-nya positif walaupun hasil laboratoriumnya negatif, pasien yang bersangkutan akan mengikuti tata laksana DBD agar sampai tidak ada kejadian meninggal atau terlambat penanganan. (afi)

16.4k Pengikut
Mengikuti