SAMARINDA – Bangunan rumah kayu ukuran 8×9 meter disusuri Kepala Kepolisian Sektor Kota (Kapolsekta) Samarinda Kota, Ajun Komisaris Polisi Aldi Harjasatya. Di bangunan lantai dua tersebut, polisi mendapat laporan masyarakat jika seorang lelaki meninggal dunia dengan dugaan gantung diri.
Tindak lanjut dari laporan itupun membawa polisi ke temuan baru. Di sisi kiri rumah, terdapat banyak tulisan tangan. Diduga goretan laki-laki yang tewas tersebut. Berisi keluh-kesah dirinya yang merasa tertekan. Bahkan ada ancaman akan dibunuh. Termasuk mengenai rezeki, umur, dan jodoh.
Laki-laki yang ditemukan tewas diduga gantung diri tersebut bernama Hendri Saputra Gani, usia 52 tahun. Ditemukan tewas di sebuah rumah di Jalan Mulawarman, Nomor 51, RT 7, Kelurahan Karang Mumus, Kecamatan Samarinda Kota. Lelaki tersebut didapati tergantung di lantai satu di dalam kamar pertama rumah tersebut.
Walau terjaga kebersihannya, selintas rumah tersebut seperti rumah kosong. Di dinding depan dua kamar lantai bawah dan di dinding pembatas antara kamar dan ruang tamu, terlihat coretan-coretan yang diduga ditulis lelaki tersebut sebelum didapati meninggal dunia. Coretan tersebut lengkap dengan tanggal, bulan, dan tahun.
Ketua RT 7, Kelurahan Karang Mumus, Kecamatan Samarinda Kota, Aspiani, mengatakan korban diketahui bunuh dirisaat kakak korban mengantarkan makanan pagi tadi, pukul 10.00 Wita.
“Korban diketahui meninggal saat kakaknya tidak bisa membuka pintu. Biasanya kalau kakaknya mengetuk langsung buka pintu. Nah ketika tadi ini kakaknya mengetuk tidak ada jawaban, jadi dia mencoba mendobrak.
Setelah mendobrak pintu ‘kan rusak tuh, saat dia masuk ke dalam dilihat ke dalam rumah ternyata korban sudah meninggal gantung diri,” ucap Aspiani.
Setelah kakak korban melihat adiknya tergantung, pihak dari kakak korban tadi mencoba menurunkan jenazah korban. Untuk memastikan apakah masih hidup atau tidak. Saat telah diturunkan, korban diletakkan di lantai dan diperiksa. Ternyata korban sudah tidak bernyawa.
“Setelah itu, saya dapat laporan dari warga yang menyampaikan kalau ada kejadian (gantung diri) ini. Kemudian saya cek ke rumah korban. Setelahnya saya koordinasi dengan pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti. Jenazah tadi langsung dibawa dan dipaksa oleh pihak keluarga,” lanjut Aspian.
Sepengetahuan Aspian, korban memang tinggal sendiri di rumah tersebut. Dulu tinggal bersama orangtuanya. Karena orang tuanya sudah lanjut usia, kedua orang tuanya saat ini tinggal bersama kakak-kakak korban. Korban tidak bekerja dan hanya dibantu keluarganya. Selasa malam, 12 Januari 2020 Aspian sempat bertemu korban. Namun hanya berselisihan.
Kapolsekta Samarinda Kota, AKP Aldi Harjasatya, mengatakan pihaknya menerima laporan dari masyarakat terkait adanya bau tidak enak di rumah tersebut. Diduga ada yang tewas gantung diri.
Pihak kepolisian baru mengetahui informasi tersebut pada pukul 12.30 Wita. Saat jajaran Polsekta Samarinda Kota dan Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda datang ke lokasi, korban sudah tidak ada di tempat kejadian perkara (TKP).
“Terkait tulisan-tulisan di dinding tersebut akan kami dalami. Kami akan lakukan visum terkait dugaan kematiannya,” pungkas AKP Aldi Harjasatya. (kk)