BONTANG – Proses pencarian jasad Toha, nelayan yang hilang Ahad (10/1/2021) di perairan Laut Bontang, belum membuahkan hasil. Tim operasi terpadu yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang bersama Badan SAR Nasional (Basarnas), kembali terkendala cuaca buruk.
Kepala Pelaksana BPBD Bontang, Ahmad Yani mengatakan, proses pencarian di hari keempat, sama seperti di hari sebelumnya. Tim melanjutkan penyisiran di wilayah operasi pada hari sebelumnya. Sejak pukul 07.30 Wita, kata Yani, tim sudah bersiap di pos sementara untuk melakukan persiapan. “Namun karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan lantaran mendung disertai hujan, diputuskan menunda sementara pencarian,” tutur Yani.
Setelah menunggu dua jam, barulah sekitar pukul 09.35 Wita operasi pencarian dimulai. Tim operasi terpadu melakukan penyisiran ke sebelah utara rig Perairan Serang dengan titik koordinat N 0°4’16” E 117°36’57”. Di tengah pencarian, tim juga bertemu dengan beberapa nelayan. Mereka turut mengimbau dan memberikan arahan agar segera melaporkan ke petugas jika menemukan keberadaan jasad manusia.
Sekitar pukul 12.39 Wita, tim menghentikan sementara pencarian untuk melaksanakan Ishoma (Istirahat, Salat, dan Makan). Pukul 13.35 Wita, tim kembali melanjutkan operasi pencarian. Namun saat pukul 16.27 Wita, cuaca kembali memburuk dan gelombang laut cukup tinggi. “Alhasil, tim memutuskan kembali ke darat dan menutup operasi di hari keempat dengan hasil nihil,” tandasnya.
Toha dinyatakan hilang setelah kapal nelayan yang ditumpangi bersama 3 rekannya ditabrak tanker. Tiga nelayan lain Sadaruddin (53), H Mustarin (45), dan M Yunus (50) berhasil selamat.
Ahmad Yani membeberkan, kejadian kecelakaan laut (laka laut) tersebut berada di titik koordinat S: 000 00’ 06.6’’ E: 1170 45’ 30.4’’, atau yang dikenal dengan Perairan Telaga Serang. Titik kejadian berjarak sekira 15 Nautical Mile (NM) dari Pelabuhan Tanjung Laut Indah. (bms)
