PPU – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Penajam Paser Utara (PPU) Tita Deritayati berharap rencana pengembanagan Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah di Kecamatan Waru dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pasalnya, SPA Sampah ini dipastikan akan membawa manfaat untuk seluruh masyarakat Benuo Taka.
Kecamatan Waru dijadikan pilot project rencana pembangunan SPA Sampah PPU. Di mana, tempat tersebut menjadi tempat pengelolaan sampah terpadu sebelum sampah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah.
Sebelumnya, sejumlah masayarakat menolak adanya rencana pebangunan itu. Lebih tepatnya warga di Desa Sesulu sebagai rencana lokasi yang digagas sebelumnya, pada 2020 lalu.
Tita menegaskan selaku perwakilan pemerintah pihaknya akan membantu memfasilitasi masyarakat. Utamanya dalam menyelesaikan pengelolaan sampah dengan lebih baik.
“Sampah itu tanggung jawab kita bersama. Kami dari pemerintah mempunyai program bagaimana mencarikan solusi dalam menyelesaikan masalah sampah yang ada di Kecamatan Waru,” kata dia, Kamis (8/6/2023).
Menurutnya, permasalahan muncul akibat minimnya sosialisasi. Sementara saat ini, lokasi rencana pembangunan telah dipindahkan di Kelurahan Waru yang hingga saat ini masih berprogres.
“Alhmdulillah jika Kelurahan Waru siap membantu mencarikan tempat yang layak. Kita sudah menyerahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan kajian,” beber dia.
Selain itu, Tita menyebutkan pihaknya juga hingga saat ini rutin menggelar sosialisasi baik secara langsung maupun tidak langsung ke masyarakat. Sekaligus memberikan edukasi manfaat yang bakal diterima dengan adanya SPA Sampah ini, tidak hanya bagi warga Waru, namun juga seluruh masyarakat PPU.
“Saya kira nanti kajian teknis yang menentukan lokasi yang tepat di mana. Saya rasa kendala itu ada saja, jadi sah-sah saja. Sebenarnya tidak ada penolakan, Kami juga terus lakukan sosialisasi. Tapi semisal ada penolakan, pasti ada solusinya,” jelas Tita.
Lebih lanjut dijelaskan bahaa di dalam SPA itu nantinya juga ada bangunan tempat penumpukan sampah yang kemudian diolah melalui conveyor. Adapun sampah dari berbagai sumber timbulan itu mendapatkan pemilahan. Antara sampah yang masih bernilai ekonomis ataupun yang tidak. Sedangkan sampah organik nantinya akan diproses dan akhirnya tinggal residu yang dipress hingga bentuk padat dibuang ke TPA.
“Ini pilot project. Program ini baru, bahkan di Kaltim. SPA Sampah ini adalah skala kecamatan. Jadi bilamana nanti berdiri, hanya untuk Kecamatan Waru. Namun bilamana ini berhasil, maka akan diupayakan di masing-masing kecamatan,” pungkas dia. (adv/sbk)