Catatan: Muthi’ Mas’fuah, AMd, CN NLp
Seperti yang kita ketahui, budaya merupakan kumpulan pembelajaran dalam kehidupan yang mencakup tradisi, mitos, kepercayaan luhur, bahasa, pakaian, dan aspek-aspek yang terkait dengan interaksi batin manusia dengan Tuhan.
Budaya juga menjadi salah satu faktor penting yang membedakan satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Oleh karena itu, jika nilai-nilai budaya terkikis, maka eksistensi nilai-nilai luhur juga perlu dipertanyakan. Salah satu hal yang sangat mengkhawatirkan dari terkikisnya budaya adalah kurangnya minat dan kepedulian terhadap perkembangan budaya di daerah serta minimnya perhatian terhadap peningkatan literasi budaya.
Sebagai respons terhadap kekhawatiran ini, diperlukan suatu upaya meskipun sederhana dalam pembelajaran sehari-hari yang berfokus pada penguatan literasi budaya. Langkah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab institusi pendidikan, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat dari berbagai usia dan jenis pekerjaan.
Budaya bukanlah tanggung jawab individu, melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat yang terlibat. Panggung literasi budaya hadir sebagai ruang diskusi, pembelajaran, dan bentuk kepedulian terhadap urgensi kebudayaan dalam menjalani kehidupan yang berkelanjutan dan mapan.
Sebagai salah satu aktor transformasi pendidikan bangsa, kita perlu menyadari bahwa kemampuan literasi budaya merupakan salah satu faktor utama dalam pembentukan generasi muda yang berkualitas. Lebih strategis lagi, jika literasi budaya didasarkan pada kearifan lokal daerah tertentu.
Jika hal ini dilakukan di berbagai lapisan masyarakat, tidak hanya di lingkungan pendidikan, maka membangun kepribadian, mentalitas, dan moralitas yang luhur akan menjadi keharusan. Dalam konteks pendidikan, literasi budaya dengan basis kearifan lokal akan memberikan dampak positif, yaitu secara tidak langsung membekali siswa dengan kepribadian yang bernilai tinggi melalui budi pekerti yang baik.
“Dengan mengikuti kegiatan positif seperti wisata menyusuri sungai Mahakam, kita menunjukkan kepedulian kita terhadap kesadaran akan betapa besar kuasa Tuhan dalam menciptakan keindahan daerah kita di Kaltim. Ini merupakan aset daerah yang harus dilestarikan,” ujar Shemmy Faizal Hasdam sebagai Ketua PIAD (Persatuan Istri Anggota DPRD) Kota Bontang.
Kegiatan literasi budaya kearifan lokal dengan menyusuri sungai Mahakam yang diadakan pada hari Sabtu lalu diikuti oleh belasan anggota PIAD diharapkan dapat meningkatkan rasa cinta terhadap keunggulan Sumber Daya Alam (SDA) lokal yang dimiliki.
Semoga kegiatan positif ini dapat terus dilanjutkan pada periode-periode berikutnya, harap Shemmy, yang juga merupakan istri dari Andi Faizal Hasdam dan aktif dalam melakukan kegiatan kemasyarakatan. Dengan demikian, kita dapat terus memperkaya dan mempertahankan warisan budaya daerah kita. (*)