spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Semalam 74 Kantong Jenazah Berhasil Dievakuasi, Persempit Area Black Box

JAKARTA – Jumlah bagian tubuh (body remain) yang berhasil dikumpulkan tim SAR gabungan tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya (SJ-182) hingga Senin (11/1/2021) malam tadi pukul 22.20 WIB, sebanyak 74 kantong jenazah. Sedangkan potongan besar material pesawat sebanyak 24 dan serpihan kecil sebanyak 16 kantong.

“Untuk body remains atau bagian tubuh korban seluruhnya sudah kami serahkan ke DVI, dan untuk material pesawat kami serahkan kepada KNKT,” kata Kabasarnas Marskal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito saat konferensi pers di Posko Terpadu JICT 2 Tanjung Priok dalam rilisnya. Tambahan signifikan temuan obyek pencarian itu diserahkan oleh Rigit Inflatable Boat (RIB) Basarnas sebanyak 28 kantong dan 1 kantong dari KRI Tjiptadi.

Seluruh obyek pencarian tersebut merupakan hasil kerja keras tim SAR gabungan, baik dari Basarnas, TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, Bakamla, KPLP, KNKT, BMKG, dan seluruh Potensi SAR baik di permukaan maupun di dasar air.

Serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang ditata di Dermaga JICT, Jakarta, Senin (11/1). Foto: istimewa

Adapun jumlah personil yang terlibat dalam operasi SAR secara keseluruhan sebanyak 3818 orang. Untuk alat utama (alut) yang digunakan meliputi 54 kapal, 18 Rigit Inflatable Boat (RIB), 3 helikopter, dan 33 ambulance.

Sementara rencana operasi, Selasa (12/1/2021) hari ini masih sama, yaitu SAR Unit (SRU) Udara tetap melaksanakan searching di 3 sektor. “Seperti hari ini, SRU udara saat melaksanakan searching menemukan debris atau serpihan kecil badan pesawat di permukaan laut yang selanjutnya ditindaklanjuti oleh SRU laut,” jelasnya.

Sementara area permukaan dibagi dalam 6 sektor. Perluasan area pencarian tersebut diperlukan mengingat sebagian serpihan pesawat maupun bagian tubuh korban hanyut terbawa arus. Sementara SRU bawah laut, tetap melaksanakan penyelaman di area jatuhnya pesawat.

Operasi SAR pada malam hari juga tetap dilaksanakan dengan mengerahkan kapal-kapal yang dilengkapi peralatan underwater seperti Side Scan Sonar, Multibeam Echosounder (MBES), Ping Locator, dan Remotely Operated Vehicle (ROV).

PERSEMPIT AREA PENCARIAN BLACK BOX

Sementara itu, Regu penyelam TNI AL semakin dekat dengan black box Sriwijaya Air PK-CLC. Dalam operasi SAR, Senin (11/1) kemarin. Mereka mempersempit area pencarian black box menjadi 14.000 meter persegi. Area tersebut sudah ditandai dengan triangle border. Langkah tersebut dilakukan setelah KRI Rigel-933 mengevaluasi upaya pencarian yang dilaksanakan sepanjang Minggu (10/1).

Untuk melihat langsung kerja keras jajarannya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono merapat ke KRI Rigel-933. Dia bertolak dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara ke lokasi pencarian di perairan Kepulauan Seribu menggunakan KRI Kurau-856. “Sektor (pencarian black box) tinggal satu. Kami buat (tanda) segitiga,” kata dia kepada wartawan.

Yudo mengungkapkan, tanda segitiga itu dibuat berdasar deteksi multibeam echosounder di KRI Rigel-933. “Hasil multibeam echosounder telah dipetakan tinggal satu segitiga di sini (titik jatuh) yang panjangnya kurang lebih 140 meter x 100 meter,” jelasnya. Dengan area yang sudah ditandai, mantan panglima Komando Armada (Koarmada) I itu optimistis black box segera ditemukan.

Namun demikian, orang nomor satu di TNI AL itu menyatakan bahwa mencari dan mengangkat black box dari dasar laut bukan perkara mudah. Meski sinyal kotak hitam sudah ditemukan, area pencariannya terus dipersempit, penyelaman tetap perlu waktu. Berdasar pengalaman memimpin operasi SAR Lion Air PK-LQP, kata Yudo, sangat mungkin black box berada di bawah tumpukan puing-puing pesawat.

Medan pencarian pesawat yang hilang kontak dan jatuh Sabtu (9/1) diakui Yudo memang lebih mudah dibandingkan operasi SAR Lion Air dua tahun lalu. Namun, ada banyak faktor bisa memengaruhi proses pencarian. Mulai cuaca sampai arus di bawah permukaan laut yang berpotensi menggeser posisi black box dan bagian-bagian pesawat.

Untuk itu, pencarian black box juga dilakukan bersamaan dengan pengangkatan bagian bodi pesawat yang mengalami kecelakaan dalam penerbangan Jakarta – Pontianak itu. “Akan kami ambil terus (puing-puing pesawat) karena di bawah masih banyak,” jelasnya. Serupa dengan operasi SAR yang dilakukan Minggu, bagian-bagian pesawat yang sudah terpecah-pecah dibawa ke JICT.

Yudo sempat menunjukkan beberapa bagian pesawat yang dia lihat langsung di atas KRI Rigel-933. Kemudian ada juga barang-barang milik para korban yang sudah diambil penyelam dari dasar laut. Sesuai perintah Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, kemarin kapal-kapal TNI AL yang dilengkapi crane berkekuatan besar didatangkan ke lokasi pencarian.

Di antara kapal-kapal itu, ada KRI Teluk Cirebon-543 dan KRI Mentawai-959. “Kapal yang mempunyai kemampuan mengangkut (muatan dengan crane) sampai berat lima ton,” jelas Yudo. Kapal-kapal itu, lanjut dia, diperlukan bila tim gabungan harus mengangkat bagian-bagian pesawat yang berukuran besar. “Seperti kemarin (Minggu) ada turbin. Itu ‘kan kami enggak kuat angkat,” tambahnya.

Pria yang pernah mengurusi kepulangan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan ke Natuna, Kepulauan Riau itu menyatakan, tim gabungan operasi SAR Sriwijaya Air PK-CLC tidak akan berhenti sampai semua target ditemukan.

Utamanya korban dan bagian-bagian pesawat. Keyakinan tersebut dirasakan Yudo lantaran operasi SAR Lion Air di medan yang dinilai lebih sulit pun bisa mereka selesaikan. “Sama dengan Lion Air dulu, sama. Hanya kedalaman (laut) yang berbeda,” imbuhnya. Di Kepulauan Seribu, perairannya lebih dangkal

SANTUNAN DIPERCEPAT

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi keluarga korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di crisis centre Bandara Internasional Soekarno-Hatta kemarin (11/1). Mereka tidak datang bersamaan. Risma datang lebih dulu. Selain memberi dukungan moril, Budi dan Risma sama-sama berbicara mengenai percepatan pemberian santunan pada korban.

Budi menegaskan komitmennya bahwa pencarian dan penanganan jenazah korban Sriwijaya Air akan dilakukan secara maksimal. “Harapannya, pertemuan itu memberikan rasa aman dan kepastian bagi keluarga korban bahwa mereka mendapatkan layanan yang baik,” ujar Budi.

“Saya sampaikan kepada Jasa Raharja dan Sriwijaya Air untuk memberikan layanan yang baik, termasuk ada permintaan dari keluarga agar korban dapat dimakamkan di asal kota masing-masing,” lanjut Menhub.

Dia menekankan pemerintah akan fokus dalam proses pencarian dan pertolongan korban. Dengan begitu, pemberian santunan bisa segera dilakukan.

Sementara itu, Direktur Utama Jasa Raharja Budi Raharjo menyampaikan, pihaknya telah menghubungi dan mendatangi 62 keluarga korban. Ia mengatakan, bila persyaratan administrasi sudah dipenuhi dan telah keluar hasil resmi dari RS Polri terkait identitas korban, maka santunan akan segera diproses dan diberikan kepada ahli waris.

Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena juga memastikan bahwa pihaknya akan memenuhi keperluan keluarga korban hingga seluruh jenazah ditemukan.

Sebelum Budi, Risma juga mengunjungi crisis centre. Ia berjanji berkomunikasi dengan Menteri Perhubungan untuk lebih mendekatkan keluarga korban dengan RS Polri. Dengan begitu, proses identifikasi korban bisa lebih mudah. “Karena posisi pesawat sudah ditemukan. Satu dua hari ini mungkin sudah bisa ditemukan juga posisi korban dan bisa dievakuasi,” paparnya.

Selain itu, pihaknya juga bakal melakukan pendampingan khusus untuk trauma healing pada keluarga korban. Saat ini Kementerian Sosial (Kemensos) sudah mendirikan posko di beberapa titik. Yakni, Bandara Soekarno-Hatta, Hotel Mercure, Tanjung Priok, RS Polri, dan Bandara Supadio Pontianak.

Rencananya, bantuan trauma healing bakal diteruskan oleh dinas sosial di tempat keluarga korban berada. ”Kalau memang ada keluarga korban di daerah gak bisa hadir, akan kita datangi lewat dinsos. Kita sudah siapkan trauma healing-nya,” tutur Mantan Wali Kota Surabaya tersebut.

Kemensos, lanjut dia, akan turut andil menjembatani proses penyaluran asuransi antara keluarga dengan pihak Jasa Raharja, 24 pemerintah daerah asal korban, dan pihak Boeing. Namun, Kemensos tidak terlibat dalam besaran nilai asuransi yang bakal diserahkan.

Pihaknya akan menjembatani apa yang jadi keperluan keluarga perihal asuransi tersebut. “Setahu saya, asuransinya nanti tidak hanya Jasa Raharja tapi juga dari Boeing. Itu yang harus kita siapkan. Kalau memang perlu jalur peradilan, Kemensos akan siapkan,” tegasnya. (red)

[irp]

 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti