TENGGARONG – Festival Pesta Laut, yang diselenggarakan di Kecamatan Samboja berlangsung meriah. Dimana menjadi salah satu tradisi dan kearifan lokal masyarakat pesisir di Kukar. Yakni berupa sedekah laut yang dilakukan masyarakat, di Laut Kuala Samboja.
Puncaknya acaranya pun digelar pada Sabtu (20/5/2023) pagi. Yakni dengan rangkaian melarung atau kerap disebut sedekah laut oleh masyarakat setempat. Dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan Belimbur. Rangkaian sakralnya pun sudah terlebih dahulu dilakukan, pada Jumat (19/5/2023) malam, bertepatan dengan pembukaan Festival Pesta Laut Samboja. Yakni prosesi selamatan laut, injak bara api, dan lainnya.
“Hari ini merupakan rangkaian finalnya, ini (melarung) prosesi paling penting di pesta laut pesisir. Karena mereka meyakini ini adalah bentuk syukur mereka atas hasil laut yang melimpah di Kukar,” ujar Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin.
Rendi melanjutkan, ini dianggap masyarakat setempat sebagai rasa syukur. Meyakini dengan dilakukannya melarung atau sedekah laut, bisa menambah hasil tangkapan mereka lagi. Juga meyakini keselamatan lautnya pula.
Rendi meyakinkan pemerintah kabupaten (pemkab) akan selalu hadir dalam melestarikan budaya dan kearifan lokal ini. Tercatat ini yang ketiga kalinya diselenggarakan bersama Pemkab Kukar. Bahkan sudah secara resmi masuk dalam kalender event kabupaten. Meski sempat tidak terlaksana sejak 2019, karena pandemi Covid-19.
Rendi menyebut agenda atau event ini sebagai Pesta Laut Pesisir Nusantara. Dengan harapan, festival ini terus dirawat saat Ibu Kota Nusantara (IKN) resmi beroperasi pada 2024 nanti. Memastikan kebudayaan dan kearifan lokal ini tidak punah kedepannya.
Rangkaian terakhir dari Festival Pesta Laut Samboja ini, akan ditandai dengan membakar ikan secara serentak, sepanjang 1 kilometer (km). Uniknya, bakar ikan sepanjang 1 km ini merupakan hasil sumbangan dari nelayan di Samboja. Ada yang menyumbang berupa hasil laut seperti ikan dengan berat yang beragam, ada pula yang menyumbang dalam bentuk uang.
“Kalau total ikan yang disumbangkan mungkin ton-an, ribuan kilo, ada yang cumi ada ikan ada udang. Hasil laut mereka yang bisa dibakar disepanjang jalan sepanjang 1 km, besok bakar ikan sekalian beseprah. Hampir 1.000 lebih nelayan di Kuala Samboja saja masing-masing orang paling sedikit menyumbang Rp 50 ribu, ada yang Rp 100 ribu, Rp 500 ribu tanpa paksaan. Mereka meyakini itu adalah sedekah mereka,” lanjut Rendi.
“Jadi teman-teman panitia di luar APBD Kukar mengumpulkan juga dana, makanya bisa dibuat kegiatan-kegiatan lainnya. Jadi ritual adat kemarin tidak di support APBD, ritual adat hari ini semua rangkaiannya dari kemarin juga tidak di support APBD. APBD hanya produksi ekonomi kreatifnya,” tutup Rendi.
Kemeriahan Festival Pesta Laut Samboja sendiri, turut dihibur dengan penampilan para musisi lokal. Hingga musisi dari ibu kota. Dimana mendatangkan grup band ibu kota bergenre Pop Ska Rock, Tipe-X, yang siap menghentak penonton dan masyarakat Samboja. (adv/afi)