spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Warga Minta Pembangunan Masjid Al-Hidayah Berlanjut di 2021

BONTANG – Pembangunan Masjid Al-Hidayah Gunung Sari, Gang Rawa Indah RT 06 Kelurahan Api-Api, diharapkan bisa berlanjut pada tahun ini. Hal tersebut disampaikan sejumlah masyarakat, takmir, dan RT setempat saat berdiskusi dengan jajaran Komisi II dan Komisi III DPRD Bontang, serta Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan BPKAD di halaman lokasi pembangunan masjid, Selasa (5/1/2021).

Kahar Kalam, tokoh masyarakat setempat mengatakan, pihaknya berharap Pemkot Bontang kembali bisa mengucurkan dana tahun 2021. Agar pembangunan masjid bisa berlanjut dan dikerjakan sesuai dengan spesifikasi yang ada. “Sehingga harapannya bisa cepat selesai,” ujarnya.

Pembangunan masjid dua lantai tersebut menurut hitungan PU, masih membutuhkan dana sebesar Rp 9 miliar. Tahun 2020 lalu sebelum pandemi Covid-19 melanda, Pemkot telah menggelontorkan dana sebesar Rp 2 miliar. Namun saat pandemi, dana tersebut mengalami recofusing sehingga tersisa Rp 900 juta. Dari jumlah tersebut, selanjutnya ditawar oleh pihak kontraktor. Sehingga nilainya menjadi Rp 713 juta.

Dari nilai tersebut, diperuntukkan hanya untuk pemancangan sebanyak 64 titik dengan kedalaman pancang masing-masing 14 meter. Namun apabila kedalaman tiang pancang tersebut masih belum menemukan struktur tanah yang kuat, maka harus dilakukan penambahan lagi.

Dalam diskusi yang dilakukan di ruang terbuka tersebut, Kahar juga menyampaikan, setelah pekerjaan pancang selesai, masih menyisakan lubang-lubang kubangan air dan sering dipakai berenang oleh anak-anak. Kondisi itu menurutnya, sangat berbahaya dan tidak aman. Lantaran di dalam lubang itu terdapat besi-besi pancang yang bisa melukai tubuh mereka.

Kahar juga meminta kepada Pemkot dan DPRD agar masjid tidak dikerjakan dengan skema multiyears, melainkan menggelontorkan sejumlah dana secara langsung agar pembangunan bisa cepat selesai. Karena jika dikerjakan secara multiyears, estimasi waktu penyelesaian bisa sampai 4-5 tahun. “Kami berharap di tahun ini minimal bisa digelontorkan Rp 5 miliar, dengan begitu masjid bisa segera digunakan,” bebernya.

Di sisi lain, jika dikerjakan secara multiyears, maka akan terjadi pergantian pekerja kontraktor. Hal ini tentu bisa menimbulkan biaya lebih jika kontraktor sebelumnya mengerjakan tidak sesuai dengan spesifikasi kontraktor setelahnya. “Mau kami yang mengerjakan satu kontraktor saja dari awal hingga akhir pembangunan,” terangnya.
Menanggapi aspirasi masyarakat tersebut, Ketua Komisi II DPRD Bontang Rustam mengaku akan memprioritaskan kelanjutan pembangunan Masjid Al-Hidayah di tahun ini. Apalagi diketahui, selama proses pembangunan masjid, masyarakat sekitar sementara menggunakan ruang sekolah dan jalanan untuk salat 5 waktu maupun salat Jumat.
“Tugas kita di DPRD untuk memastikan masuk di anggaran 2021 ini. Saya rasa bisa masuk dalam skala prioritas karena gedung-gedung pemerintah tidak terlalu banyak sudah yang dibangun saat ini,” ungkap Rustam.

Sebagai informasi, pelaksanaan proyek pemancangan masjid Al-Hidayah dikerjakan oleh CV Aldi Pratama dan diawasi oleh konsultan pengawas CV Aksara Bila Konsultan selama 65 hari kalender terhitung sejak 9 Oktober 2020. Menurut Plt Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) beberapa waktu lalu, selain dipakai ibadah, ke depan Masjid Al-Hidayah juga bisa dijadikan posko evakuasi bencana. Hal ini mengingat di wilayah tersebut rawan banjir. Dengan ditinggikan lantai dasarnya, diharapkan bisa dipakai untuk penampungan sementara warga terdampak banjir. (bms)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti