JAKARTA – Wakil Ketua Komisi X DPR RI (bidang Pendidikan dan Olahraga), Hetifah Sjaifudian mendukung langkah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, yang menunda penerapan belajar tatap muka untuk semester genap tahun ajaran 2020/2021, yang tadinya akan dilaksanakan Januari 2021.
“Saya rasa baik sekali kebijakan ini, diambil dengan prinsip kehati-hatian. Hal itu lebih utama dibandingkan target capaian lainnya,” ujar wakil Kaltim di Senayan ini.
Hetifah berharap, dinas pendidikan di tingkat kabupaten/kota juga mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam pengambilan kebijakan untuk siswa setingkat SD dan SMP.
“Untuk kabupaten/kota yang sekiranya bisa melaksanakan BDR (belajar dari rumah) dengan baik, sebaiknya pilihan itu yang diambil. Namun jika tidak, persyaratannya harus benar-benar dikontrol. Seluruh komponen masyarakat harus ikut mengawasi,” tambahnya.
Dari hasil pemantauannya selama ini, dampak pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau online agak terasa pada siswa yang sudah dewasa.
Risiko seperti learning loss, gangguan psikologis, dan lainnya yang disebabkan penerapan PJJ, menurutnya, lebih besar untuk anak usia yang lebih kecil. “Siswa setingkat SMA, mungkin lebih mudah menyesuaikan dengan BDR (belajar dari rumah), termasuk dalam penggunaan teknologi,” jelasnya. (red2)
