spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Memaknai Filosofi Semut di Tengah Pandemi Covid-19 Sebagai Bentuk Muhasabah di Akhir Tahun 2020

Oleh:
Ust. ZULKIFLI, S.Pd.I., M.Pd.
(Dosen, Peneliti, Penulis & Mubalig Kota Bontang)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sehat dan salam literasi bagi seluruh masyarakat Kaltim

Al-Qur’an tidak hanya berisi perintah dan larangan, namun al-Qur’an merupakan samudra pengetahuan yang sangat logis, sistematis, komprehensif dan memiliki nilai edukasi. Namun itu semua diperlukan sebuah kesungguhan, kesabaran dan sikap konsistensi serta kajian yang mendalam agar setiap muslim dapat memetik hikmah untuk dijadikan sebagai pelajaran yang dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

Salah satu bukti rasionalitas al-Qur’an yakni kemampuan mengungkapkan informasi yang detil tentang seekor binatang yang cukup kecil, namun binatang tersebut telah diabadikan namanya di dalam al-Qur’an yaitu surah an-Naml. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata an-Naml berarti semut. Penyebutan kata An-Naml, didasarkan pada ayat ke-18, sebagai berikut:

Terjemahan:
Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia, dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedang mereka tidak menyadari.”

Sejumlah literatur menyebutkan bahwa kejadian tersebut terjadi pada musim panas, kala itu kawanan semut tengah gencar keluar sarang untuk mencari dan mengumpulkan makanan. Kemudian salah seekor semut, yang ternyata merupakan semut pengintai memberitahu kawanannya yang lain untuk segera kembali menuju sarang karena ia melihat kedatangan nabi Sulaiman dan bala tentaranya dengan sigap salah satu di antara semut yang menginformasikan kepada kawanan semut bahwa pasukan nabi Sulaiman akan semakin dekat, meskipun nabi Sulaiman tidak berniat menginjak ataupun menyakiti kawanan semut tersebut, namun dapat dipastikan bahwa kawanan binatang kecil tersebut akan terinjak jika tidak segera menghindar. Selanjutnya Qur’an mengabarkan pada ayat berikutnya, yakni ayat ke 19 tentang ungkapan doa nabiyullah Sulaiman.

Terjemahan:
Maka dia tersenyum dengan tertawa karena perkataannya. Dan dia berkata: “Tuhanku, anugerahilah aku kemampuan untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepada kedua orang ibu-bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shaleh.”

Salah satu kemampuan nabi Sulaiman yang diberikan oleh Allah, ialah ia mampu memahami bahasa binatang. Tatkala dirinya mendengar perintah dari seekor semut pengintai kepada para temannya, kemudian Nabi Sulaiman pun tersenyum. Peristiwa ini kemudian diabadikan di dalam al-Qur’an, hal ini pula lah yang membuat takjub nabi Sulaiman, kemudian ia pun bersyukur kepada Allah. Hal yang disyukuri nabi Sulaiman ialah karena Allah telah menganugerahkan kemampuan yang dahsyat kepadanya.

Jika kita mencoba melakukan pengamatan (observasi) pada semut, maka semut memiliki beberapa karakteristik dan keistimewaan, diantaranya sebagai berikut:

  1. Semut amat tertib dan disiplin;
    Sangat jarang kita menemukan semut berjalan seorang diri, namun semut selalu beriringan dengan sangat rapi dan tertib.
  1. Semut sangat responsif, komunikatif dan kolaboratif;
    Salah satu tradisi semut, ketika ada semut yang kenyang kemudian menemukan temannya yang kelaparan, ia dengan sigap (respons) memberikan sari-sari dalam tubuhnya pada temannya yang kelaparan. Selain itu, setiap kali semut bertemu antar sesama semut, ia selalu menyapa (komunikatif) antara semut yang satu dengan semut yang lainnya. Selain itu kita sering melihat beberapa semut bekerja sama dalam menggotong makanan yang mereka dapat untuk dibawa menuju sarang (wujud kolaboratif).
  1. Semut sangat reaktif, energik dan berani;
    Meski pun kecil, ia mampu membuat sarang bahkan memiliki kemampuan mengangkat benda-benda yang lebih besar dari ukuran tubuhnya. Jika mereka merasa tidak mampu, maka salah satu semut akan sigap kembali ke sarang untuk memberitahu kawanannya, bahwa ada makanan yang harus segera mereka angkut. Selain itu semut memiliki keberanian melawan binatang yang ukurannya bahkan lebih besar darinya. Hal ini kerap kita rasakan, jika sengatnya mengenai anggota tubuh kita akan terasa sakit/perih.
  1. Semut sangat produktif, organisator dan hidup rukun;
    Kita dapat melihat bahwa dalam satu komunitas, semut bisa terdiri dari ratusan bahkan ribuan. Dengan jumlah yang demikian banyak, mustahil mereka bisa memberlakukan berbagai sistem yang bekerja dengan efisien. Jika kita cermati secara detil, maka kita dapat menyaksikan bahwa pembagian tugas atau kinerja para semut sangat sistematis bahkan semut bekerja sesuai dengan tupoksinya. Kita dapat melihat aktivitas semut. Pertama, pimpinan semut telah memosisikan diri sebagai ratu. Ratu semut memiliki ukuran lebih besar dari yang lain hanya punya tugas bereproduksi untuk keberlangsungan hidupnya. Sementara pejantan yang bertugas membuahi ratu biasanya akan mati setelah proses pembuahan. Dalam proses tersebut, ada pengorbanan yang dilakukan oleh semut pejantan. Ia rela mati untuk kelangsungan hidup generasi semut. Hal ini mengajarkan kepada manusia bahwa dalam setiap hal yang kita lalui, pasti ada hal lain yang harus dikorbankan. Manusia dengan seringnya mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran unuk mendapatkan hal yang diinginkan. Tetapi semut mengorbankan dirinya untuk keberlangsungan hidup generasi selanjutnya. Prilaku inilah yang sulit untuk kita temukan pada jati diri manusia. Kedua, kelompok semut memiliki prajurit atau relawan. Semut relawan tersebut bertugas mencari dan mengumpulkan sandang dan pangan. Ketiga, semut tidak bersikap diskriminatif, meskipun kelompok ini dipandang sebagai kelompok terendah yakni memberikan kesempatan kepada semut mandul untuk memberi makan kepada ratu semut sekaligus ditugasi membersihkan sarang atau tempat tinggal kawanan semut. Inilah salah satu diantara keunikan semut ia memiliki kebinekaragaman, namun tetap terorganisir dengan baik. Dalam menjalankan roda kehidupan, semut memiliki pembagian peran yang sangat kompleks. Mulai dari semut ratu dan pejantan, semut-semut prajurit, sampai semut-semut pekerja. Semua memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Dari beberapa karakteristik yang telah diuraikan di atas, maka sudah sewajarnya untuk kita tadabburi (cermati) kembali atas peristiwa yang telah dikisahkan oleh al-Qur’an di 14 abad yang lalu.  Kehidupan kita saat ini mengalami disintegrasi yang sangat kompleks, apa lagi di masa pandemic Covid-19 ini, kian hari dampaknya semakin terasa, bukan hanya menyangkut masalah ekonomi, akan tetapi juga menyangkut pendidikan, sosial, dan politik.

Lalu yang menjadi pertanyaan mendasar adalah apa yang salah dalam sistem kehidupan manusia di era modern ini? Padahal Islam dengan jelas, bahwa al-Qur’an menyuruh manusia untuk selalu mengamati, menganalisis sesuatu agar manusia dapat mendatangkan manfaat atau kebaikan pada diri dan lingkungannya. Namun kemampuan literasi masyarakat masih sangat rendah yang ada justru sikap ego dan sikap individualitas manusia yang lebih diutamakan, sehingga terkesan manusia melupakan kodratnya sebagai mahkluk sosial.

Dengan demikian, karakteristik dan usaha yang telah dilakukan semut kiranya dapat menjadi internalisasi (penghayatan) atau pelajaran bagi kita semua, khususnya di masa pandemi ini dan entah sampai kapan akan berakhir wabah ini. Namun yang harus kita sadari bahwa manusia diciptakan tidak untuk hidup sendiri, melainkan sebagai makhluk sosial yang tentu harus berkontribusi terhadap sesama manusia bahkan pada makhluk lainnya. Sebagai penutup, penulis ingin memberikan akronim pada kata “SEMUT” ialah, Sehat, Energik, Meskipun Usia Tua”. Namun jangan pernah lalai, karena syarat kematian tidak lah harus tua dan jangan pernah abai dengan badan yang sehat dan energik, karena syarat kematian tidak harus sakit atau terinfeksi Virus Corona, sebab kematian akan datang kapan saja dan dimana saja.

Insyaallah sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2021. Semoga masyarakat Indonesia terkhusus masyarakat Kota Bontang dapat hidup aman, rukun dan senantiasa akan menjadi masyarakat yang semakin responsif, komunikatif dan produktif, sebagaimana yang telah dicontohkan dalam kehidupan semut. Wallahua’lam…

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti