PENAJAM – Ketua DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Syahrudin M Noor, mengingatkan pentingnya kelanjutan proyek Bendung Telake. Kali ini kebutuhan lebih krusial, karena tidak hanya sebagai penyokong sektor pertanian saja, melainkan juga sebagai pengendali banjir.
Bencana banjir beberapa waktu belakangan menghantui masyarakat di dua kabupaten yang bertetangga, yakni di wilayah perbatasan antara PPU dan Paser, yaitu wilayah Kecamatan Babulu dan Longkali.
Sekitar 150 pemukiman dan ratusan hektare sawah terendam air dan gagal panen. Syahrudin menyebut perlu adanya upaya serius dari pemerintah dalam menangani hal ini, tidak hanya dari pemerintah daerah saja, melainkan juga dari pemerintah pusat.
“Kami dari DPRD PPU mengusulkan rencana Bendung Regulator Sungai Telake. Karena bukan kewenangan kami, kami hanya bisa mendorong agar pembangunan tersebut bisa dilanjutkan dan dilaksanakan pada tahun 2024,” ucapnya pada Senin (27/3/2023).
Pihaknya juga telah menyampaikan usulan tersebut secara resmi dalam forum Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) PPU 2024. Dari sini, ia berharap usulan tersebut bisa ditindaklanjuti hingga ke pusat.
Syahrudin menyebut rencana pembangunan bendung ini telah masuk tahapan lelang pengerjaan sebelum akhirnya ditunda. Pada Januari 2021, Kementerian PUPR telah menayangkan tender di laman resmi LPSE Kementerian PUPR dengan pagu anggaran Rp759,8 miliar.
Namun, di laman website LPSE Kementerian PUPR terdapat catatan tender pembangunan Bendung Sungai Telake yang batal. Proses lelang pembangunan Bendung Sungai Telake dibatalkan oleh Kementerian PUPR karena anggarannya dialihkan untuk pembangunan Intake Sungai Sepaku di Kecamatan Sepaku.
Menurut Syahrudin, keberadaan bendung tersebut sudah didambakan oleh masyarakat PPU selama puluhan tahun dan menjadi salah satu solusi dalam memaksimalkan hasil produksi padi masyarakat setempat. Bendung Telake ini diharapkan dapat menjadi satu perangkat petani untuk menjawab tantangan tersebut.
Apalagi, PPU digadang sebagai daerah penyangga pangan IKN. Syahrudin mengingatkan bahwa adanya infrastruktur pemenuhan kebutuhan air baku ini akan memberikan dampak positif pada PPU dalam banyak hal. Selain memaksimalkan hasil produksi padi, juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi angka kemiskinan, hingga menurunkan angka stunting.
Syahrudin mengatakan bahwa dengan adanya Bendung Regulator Telake, nantinya mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada di PPU. Terutama dalam menangani bencana banjir yang terjadi. (ADV/SBK)