Catatan Rizal Effendi
SAYA baru pertama kali melihatnya. Wajahnya cantik mirip presenter TV CNN, Rivana Pratiwi. Ucapannya lugas, tapi tak kehilangan penampilan yang simpatik. Itulah Silvia Halim, yang baru sebulan lebih dipromosikan Presiden Jokowi menjadi deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita Ibu Kota Nusantara (0IKN).
Silvia dilantik Kepala Otorita IKN Bambang Susantono, Kamis (12/2) lalu bersama tiga deputi lainnya. Salah satu dari tiga deputi lainnya juga masih ada tokoh perempuan, yaitu Mia Amalia, yang dipercaya Jokowi menjadi deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan.
Dengan demikian ada tiga perempuan penting di 0IKN. Ada yang menyebutnya “trio Srikandi.” Satunya dilantik lebih dulu, yaitu Dr Myrna Asnawati Safitri menjadi deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam.
Myrna (53) sebelumnya deputi di Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). Sedang Silvia (41) memegang jabatan penting sebagai direktur Konstruksi PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dan Mia Amalia adalah direktur Pembangunan Daerah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).
Dengan Myrna saya cukup akrab. Maklum ayahnya, almarhum Fuad Arieph pernah menjadi pimpinan saya di koran Suara Kaltim. Fuad selain tokoh pers yang pernah menjadi ketua PWI Kaltim, juga dikenal sebagai tokoh politik dan pernah menjadi ketua DPRD Samarinda.
Tapi dengan Silvia dan Mia Amalia saya belum kenal sama sekali. Saya baru pertama kali melihat penampilan Silvia Halim ketika menjadi pembicara pada panel diskusi tentang IKN yang digelar Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (Himpuni) di Kampus Unmul Samarinda, Sabtu (11/3) lalu.
Ketika saya akan bertanya padanya selesai menyampaikan pemaparannya, Silvia keburu meninggalkan tempat lebih awal. “Maafkan saya karena harus ke bandara mau berangkat ke Jakarta,” katanya bergegas.
Dia sempat mengenalkan diri sebagai pejabat baru di OIKN. Jebolan teknik sipil Nanyang Technology University Singapura ini punya pengalaman sukses dalam membangun transportasi umum modern di Jakarta.
Hampir selama 7 tahun dia berkarya di PT MRT sejak akhir Agustus 2016. Tapi sebelumnya dia sudah merintis karier dan keahliannya selama 12 tahun di Land Transport Authority (LTA) Singapura.
Sebagai direktur Konstruksi PT MRT, tugas Silvia tidak gampang. Soalnya dia yang bertanggung jawab atas pembangunan prasarana dan sarana sistem MRT Jakarta. Termasuk pengendalian biaya, waktu maupun kualitas dalam kegiatan pembangunan proyek tersebut.
Pengalaman dan keberhasilannya membangun MRT itu, yang menyebabkan Presiden Jokowi tak ragu memberikan kepercayaan kepada dia menjadi deputi Sarana dan Prasarana OIKN. Sesuai Peraturan Kepala Otorita IKN No 1 Tahun 2022, tugas Silvia berkaitan dengan perumusan kebijakan, pelaksanaaan, pengoordinasian, pemantauan, dan pengawasan di bidang sarana dan prasarana. Itu pekerjaan sangat penting dan strategis di IKN.
Di tengah dua profesor dari IPB dan Unair, Silvia sempat berbicara tentang perkembangan pembangunan IKN, yang dikatakannya on progress. Ia menyebut pekerjaan infrastruktur di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) per 16 Februari 2023, ada yang sudah mencapai 99,94 persen untuk penyediaan air baku. “Jadi semua on track, dan kita optimistis selesai sesuai target dan rencana,” tandasnya.
Luas KIPP 6.600 hektare dari 256 ribu hektare luas wilayah IKN. “KIPP menjadi pusat pembangunan utama. Di situ ada Sumbu Nusantara, istana presiden, beberapa kantor kementerian dan juga hunian untuk ASN, Polri dan TNI,” jelasnya,
Silvia juga menegaskan bahwa pembangunan IKN adalah pembangunan jangka panjang. “Tanggal 17 Agustus 2024 yang ditargetkan Presiden Jokowi sudah bisa melaksanakan Upacara Kemerdekaan di IKN, bagi kami menjadi hari pertama (one day) dari pembangunan yang panjang itu,” ucapnya.
Wanita kelahiran Jakarta 18 Juni 1982 ini cukup luas pergaulannya termasuk dengan selebriti. Diantaranya dengan penyanyi Anggun C Sasmi, Najwa Sihab dan Ririn Ekawati. Malah Anggun menyebutnya sebagai wanita sakti. “Siapa bilang Jakarta ngga bisa punya MRT? Buktinya di tangan wanita sakti Silvia Halim, nyatanya bisa. Selamat Bu Silvia dan selamat warga Jakarta,” katanya bangga.
TIDAK GAMPANG
Kalau Silvia saya sudah sekali melihat, tapi Mia Amalia belum sama sekali. Tugasnya di OIKN juga sangat strategis. Soalnya mengurusi perencanaan, tata ruang dan pertanahan. Sebagian tugas itu memang sudah akrab buatnya, ketika dia duduk di Bappenas.
Dalam Peraturan Kepala Otorita No 1 Tahun 2022, Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan mempunyai tugas perumusan perencanaan, pemetaan tata ruang dan detail tata ruang, pemantauan dan perubahan Rencana Induk Ibu Kota Nusantara, perolehan dan pengelolaan terhadap tanah, serta pemindahan pusat pemerintahan, personel ASN, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Republik Indonesia.
Dari sekian tugas yang diembannya itu, masalah pertanahan yang bakal memerlukan kerja keras dan koordinasi yang tidak gampang. Meski Pemerintah berjanji tidak akan menzalimi hak masyarakat setempat, toh dari sejumlah pemberitaan yang viral mencuat sejumlah permasalahan di antaranya soal besaran ganti rugi.
Bahkan suku Balik, yang mendiami wilayah Sepaku sempat membentangkan spanduk, yang menolak dilakukan relokasi dan menolak program penggusuran kampung di IKN. “Masyarakat suku Balik juga menolak perubahan nama kampung, nama-nama sungai di Sepaku,” kata Isnah Ayunda, mewakili warga Suku Balik seperti diberitakan Niaga.Asia.
Kita tunggu kiprah dan kepiawaian Mia Amalia menyelesaikan masalah ini. Soalnya pembangunan IKN terus dikebut. Gubernur Kaltim Isran Noor dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa Kaltim mendukung penuh pembangunan IKN. “Tidak seratus persen lagi, tapi seribu persen,” katanya lugas.
Perjalanan karier Mia Amalia unik juga. Tadinya dia ingin menjadi dosen. Tapi berkali-kali ketika mengikuti seleksi selalu gagal. Akhirnya malah sukses setelah bergabung di Bappenas. Selamat bertugas tiga srikandi IKN. Sukses selalu. (*)