BONTANG – Salah satu dosen pendidikan Agama Islam di STITEK Bontang, Zulkifli, M.Pd., C.PHT., C.HRA., CIAP., C.Ed. baru-baru ini telah dinyatakan kompeten sebagai editor buku dan telah diunugerahi gelar non akademik Certified Editor (C.Ed.). Adapun penyelenggara kegiatan uji komptensi tersebut adalah salah satu Lembaga Pengembangan Profesionalisme Sumber Daya Manusia (EP-LPPSDM).
Proses uji kompetensi diawali tahap kegiatan workshop secara online dengan durasi waktu sebanyak 75 jam. Kegiatan tersebut diikuti sejumlah praktisi dan perwakilan lembaga penerbit buku hingga akademisi (dosen) yang jumlah keseluruhannya mencapai 90 peserta yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Salah satu di antara peserta yang dikatagorikan sebagai peserta yang kompeten sebagai editor buku ialah dosen STITEK Bontang dengan nomor sertifikat: 22.B2.101/EP-LPPSDM/II/2023. “Kegiatan uji kompetensi tersebut diikuti secara online melalui beberapa tahapan dan penugasan yang cukup padat dan menyita waktu, menguras tenaga serta pikiran, bahkan ada tugas yang harus saya selesaikan mulai dari 22.00 Wita, hingga pukul 3.00 malam hari, saya bersyukur tidak dilaksanakan pada jam kerja sebagai dosen dan tugas tambahan lainnya di kampus,” ungkap Zulkifli.
Mubalig sekaligus sebagai akademisi yang akrab disapa Ustaz Zul ini menceritakan bahwa seorang editor yang kompeten harus memiliki dua keterampilan khusus, yaitu: 1) keterampilan menulis yang baik atau calon editor telah memiliki beberapa karya tulis, 2) kemampuan memahami kaidah kebahasaan, khususnya keterampilan berbahasa tulis.
Menurutnya, ia termotivasi mengikuti kegiatan uji kompetensi sebagai editor karena ingin mengembangkan diri sebagai penulis sekaligus editor yang kompeten, sebab seorang editor yang handal tidak hanya sekedar bukti fisik berupa publikasi karya yang dihasilkan, namun harus memiliki legalitas atau pengakuan resmi dari lembaga yang memiliki kewenangan.
Semangat literasi yang dimiliki oleh dosen STITEK ini sekaligus sebagai alumni program pasca sarjana IAIN Samarinda, sangat layak diapresiasi dan diteladani oleh generasi muda lainya, karena sejak 2005 silam ide dan gagasannya tentang konsep dan pengembangan pendidikan dan pembelajaran telah ia tuangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), hahkan di tahun 2012 ia mendapatkan penghargaan dari Kementerian Agama Kota Bontang sebagai “Guru Madrasah Kreatif”. Setidaknya semangat literasi yang dimilikinya telah ia kembangkan saat dirinya bertransformasi dari guru madrasah menjadi seorang akademisi (dosen).
Untuk itu, sejak tahun 2020 silam ia memilih untuk fokus menjadi seorang akademisi dan penulis, namun tanpa melalaikan tugasnya sebagai seorang mubalig di Kota Bontang. Hingga saat ini, ia telah memublikasi puluhan karya ilmiah dan memiliki sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI), di antaranya buku referensi, buku biografi tokoh pendidikan, dan politisi, hingga aktif memublikasi puluhan artikel. Hal ini merupakan capaian yang luar biasa dan sangat produktif.
Menurutnya, sebagai seorang akademisi atau dosen harus mampu memberikan motivasi kepada sesama akademisi agar tetap produktif, sekaligus dapat mengispirasi mahasiswa untuk terus berupaya menghasilkan karya terbaik dan tidak hanya pada skala nasional, melainkan harus mampu menuangkan gagasan dan karyanya di tingkat internasional agar dapat menumbuhkan budaya akademik sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi gerasi muda di masa yang akan datang.
Karya tulisnya dapat diakses melalui akun google scholar: https://scholar.google.co.id/citations?view_op=list_works&hl=id&hl=id&user=r-uZDWwAAAAJ
Saran dan masukan sebagai upaya pengembangan dan perbaikan dapat disampaikan melalui email: zulkifliyusuf120@gmail.com. (rls/mk)