PASER – Jembatan penghubung di RT 8, Desa Petangis, Kecamatan Batu Engau, terputus dan hancur akibat diterjang banjir sejak 2020 atau tiga tahun lalu. Ironisnya sampai saat ini tak kunjung mendapat perbaikan dari Pemkab Paser.
Hal itu membuat aktivitas masyarakat seperti pendidikan dan kesehatan terganggu. Infrastruktur yang jadi satu-satunya jalur alternatif masyarakat untuk menyeberangi sungai ini rusak, dan perlu penanganan.
“Jembatan yang putus jadi akses utama masyarakat melakukan aktivitas sehari-hari. Seperti dilewati anak sekolah maupun kendaraan ambulance,” kata Sekretaris Desa Petangis, Zulvian Pratama, Minggu (12/2/2023).
Ia menuturkan, berbagai upaya agar jembatan itu dapat ditangani oleh Pemkab Paser sudah dilakukan. Namun hingga kini kondisinya tetap memprihatinkan. Upaya itu dilakukan, baik usulan melalui musrenbang bahkan hingga ke DPRD Kabupaten Paser. “Permohonan sudah disampaikan, namun hingga saat ini belum ada respons dari instansi terkait,” ujarnya.
Adapun upaya lain lewat penggunaan Dana Desa (DD). Namun Zulvian menyebut, bahwa anggaran yang dimiliki desa tidak mencukupi untuk membangun jembatan karena diperkirakan anggarannya bisa mencapai miliaran rupiah.
Menurutnya, sejak jembatan itu hancur, warga secara swadaya bergotong-royong membangun jembatan darurat atau sekadarnya untuk bisa dilalui. Ia berharap, kerusakan jembatan hendaknya menjadi perhatian Pemkab Paser. “Perbaikan jembatan supaya aktivitas masyarakat lancar,” pungkasnya. (bs)