PASER – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Paser saat ini sedang mendata sekolah yang membutuhkan peningkatan sarana dan prasarana (sapras) pendidikan yang mengalami kerusakan untuk mendapatkan perbaikan.
Pengumpulan data itu, disebut Kepala Disdikbud Kabupaten Paser, Yunus Syam, dilakukan terhadap sekolah. Baik tingkat PAUD hingga SMP yang menjadi skala prioritas.
Kendati begitu, tidak semua langsung dapat diperbaiki lantaran menyesuaikan ketersediaan anggaran. “Semua kebutuhan sekolah dibuat data rekapitulasi berdasarkan usulan sekolah. Tapi tidak mungkin semua usulan terakomodir di satu tahun anggaran, oleh karena itu dibuat skala prioritas,” katanya.
Ia mencontohkan, salah satunya usulan perbaikan di SDN 004 Tanjung Aru, yang diusulkan adalah perbaikan halaman yang berlumpur saat hujan. Sehingga usulan tetap diterima, namun belum masuk pada skala prioritas. Apalagi ada sekolah lain yang lebih prioritas pembangunannya. “Seperti ada sekolah yang masih kekurangan ruang kelas,” katanya.
Menurutnya, masih ada sekolah lain yang pembangunannya masuk skala prioritas seperti ada sekolah yang kekurangan ruangan kelas. Diketahui pada tahun 2023, Kabupaten Paser mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 30 miliar dari pemerintah pusat.
Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun 2022 yang mendapat DAK hanya sebesar Rp 20 miliar. Lanjutnya, dana tersebut digunakan untuk penanganan kerusakan dan pembangunan sarana pendidikan di 10 SD.
Salah satunya untuk perbaikan ruang kelas SDN 008 Batu Engau sebesar Rp 1,2 miliar. Sekolah itu sempat viral di media sosial karena para siswanya belajar di ruang terbuka. Untuk perbaikan ruang kelas SDN 008 Batu Engau masuk prioritas.
“Karena sudah direncanakan pada tahun lalu. Selain itu di sana juga kita perbaiki toiletnya, kita bangun ruang UKS, ruang guru, laboratorium komputer, dan rumah dinas guru,” ujar Yunus Syam. (bs)