spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Partisipasi Pemilih di Paser, Berau, dan Mahulu Sangat Rendah, Gara-gara Covid-19?

SAMARINDA – Partisipasi masyarakat untuk mencoblos dalam pilkada serentak 9 Desember 2020 di Kaltim ternyata sangat rendah. Data yang didapatkan mediakaltim menunjukan, di 3 daerah yakni Kabupaten Mahakam Ulu, Kabupaten Paser, dan Kabupaten Berau persentasenya hanya dikisaran 13,72% sampai 25% dari Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Partisipasi terendah terjadi di Kabupaten Paser. Walau memiliki 4 pilihan pasangan, warga Paser yang mau datang ke TPS untuk mencoblos ternyata hanya 13,72% atau 25.784 (suara sah berjumlah 25.709), dibanding DPT yang berjumlah 187.877 orang.

Pasangan yang memperoleh suara mayoritas sejumlah 39,27% (10.096 suara) adalah Fahmi Fadli-Syarifah Masitah, disusul Tony Budi Hartono-Aji Sayid Fathur Rahman 26,89% (6.913 suara), Sulaeman Eva Merukh-Ikhwan Wirawan 17,77% (4.569 suara), dan terakhir pasangan Alphad Syarif-Arbain M Noor dengan 16,07% atau 4.131 suara.

Rendahnya partispasi juga terjadi di Berau. Di kabupaten yang berbatasan darat dengan Kaltara ini, hanya 21,13% pemilih (33.654 orang) mencoblos, dari DPT 159.254 pemilih. Dengan suara sah berjumlah 33.608 pemilih, pasangan Sri Juniarsih Mas-Gamalis menang dengan perolehan suara 60,76% (20.420 suara) berbanding pasangan Seri Marawiah-Agus Tamtomo yang mengantongi 39,24% (13.188 suara).

Untuk Mahulu, disebutkan pasangan Bonifasius Belawan Geh-Yohanes Avun unggul dengan perolehan suara 67,27% atau memperoleh 4.437 suara. Sedangkan rival mereka, Juan Jenau-Indra Jaya hanya mengantongi suara 32,73% atau 2.159 suara. Di daerah termuda di Kaltim ini, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 26.544 pemilih.

Dengan kata lain, untuk sementara hanya 25,09% pemilih di Mahulu yang menggunakan hak pilihnya. Bila suara yang didapat kedua pasangan dijumlahkan maka angkanya tak lebih dari 6.596 suara. Ditambah suara tak sah yang berjumlah 63, total partisipasi pemilih di Mahulu hanya 6.659 pemilih. Belum diketahui penyebabnya.

Apa karena pemilih takut terpapar Corona saat mencoblos, walau KPU telah berulangkali mengkampanyekan seluruh personel yang terlibat menjalankan protokol kesehatan secara ketat, atau sebab lain. Yang pasti pandemi Covid-19 di Mahulu tak bisa jadi alasan karena sudah lebih dari sebulan ini, masuk zona aman dibanding 9 kabupaten/kota lain di Kaltim. (red2)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti