Catatan Rizal Effendi
BULAN Januari ini ada dua acara haul besar di Kalimantan. Yang satu baru saja berlangsung di Martapura, Kalsel dan satunya lagi di Balikpapan, Kaltim Minggu (5/2) ini. Haul di Martapura baru saja berlangsung. Semua orang tahu itu haulnya Abah Guru Sekumpul, sedang yang di Balikpapan adalah haul Prof KH Syarwani Zuhri, yang akrab dipanggil Guru atau Abuya Syarwani.
Abah Guru Sekumpul panggilan akrab KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari. Beliau ulama yang sangat kharismatik. Alim, wara dan zuhud. Dilahirkan di Kampung Tunggul Irang, Martapura 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 H dan meninggal di Sekumpul, 10 Agustus 2005 atau 5 Rajab 1424 H. Jenazahnya dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Musala Ar Raudah.
Ayahnya bernama Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman, sedangkan ibunya bernama Hj Masliah binti H Mulia bin Muhyiddin. Abah Guru Sekumpul keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar , Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al-Banjari.
Guru Sekumpul masyhur sebagai pengajar tarikat Sammaniyah. Aliran ini didirikan Muhammad bin Abdul Karim, sosok dari awal abad ke-18 yang lahir di Madinah. Salah satu fokus dalam aliran ini adalah pentingnya berzikir kepada Allah SWT, rajin bersalawat, berlemah lembut dengan fakir miskin dan jangan mencintai dunia secara berlebihan.
Setidaknya ada 10 wasiat guru Sekumpul kepada jamaahnya. Di antaranya perbanyak zikir dan salawat, perbanyak ibadah sebelum menikah supaya keturunan kita hidup nyaman, hendaknya memikirkan dunia seperlunya saja, antara pukul 02:00 dinihari sampai subuh bangun walau sebentar karena semua auliya’ bangun mendoakan muslimin dan muslimat, jangan kumpul-kumpul yang tidak bermanfaat, jalan yang paling cepat washil (mencapai makrifat) menyenangkan Rasulullah dan guru serta mengamalkan semua ilmu, wirid, nasihat dan ziarah ke kubur ulama dan wali.
Setiap tahun pada 5 Rajab dilaksanakan haul Guru Sekumpul. Haul adalah tradisi peringatan wafatnya seorang tokoh ulama dengan tujuan mendoakan ahli kubur agar semua amal ibadahnya diterima Allah SWT sekaligus mengenang keteladanan semasa hidup dari tokoh yang diperingati.
Tradisi haul biasanya terjadi di kalangan masyarakat Muslim sunni seperti di negeri Hadramaut Yaman, Indonesia, Malaysia dan negara-negara yang banyak komunitas muslim sunni. Itu sebabnya setiap haul selalu mengundang tokoh ulama dari Yaman, negara paling selatan di jazirah Arab. Orang-orang keturunan Arab di Indonesia banyak dari sana.
Kegiatan haul diisi acara maulid diba dan habsyi, pembacaan Alquran, yasinan, ceramah, dan penuturan kisah ajaran sang ulama (manaqib), sedekah, doa dan tahlil sampai ditutup ziarah ke makam tokoh tersebut.
Haul akbar selain di Sekumpul, juga ada haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi di kawasan Masjid Riyadh, Pasar Kliwon Surakarta dan di Kwitang, Jakarta Pusat serta haul Gus Dur di Jakarta dan Tebu Ireng, Jombang. Dan beberapa haul tokoh ulama lainnya.
Acara haul ke-18 Abah Guru Sekumpul tahun 2023 ini sempat terbelah. Karena Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, S Sos, MH alias Paman Birin melaksanakan haul tersebut di kediaman pribadinya di Jl Kertak Baru Kampung Keramat, Kabupaten Banjar, tanggal 26 Januari lalu. Awalnya keluarga kurang berkenan, sampai ada imbauan kepada jamaah di luar Kalsel tidak usah datang. Cukup melaksanakan di tempat masing-masing saja.
Kabarnya keluarga tidak mau acara haul dikaitkan dengan kepentingan politik. Itu juga menjadi pesan Guru Sekumpul kepada keluarga dan pengikutnya. Tapi melihat desakan jamaah yang tidak terbendung, akhirnya haul juga dilaksanakan di tempat biasa di Musala Ar-Raudah Sekumpul, Martapura.
Meski keputusan itu mendadak, tetap saja ribuan jamaah dari berbagai penjuru datang. Media memperkirakan tidak kurang dua juta orang yang tumplek blek ke Sekumpul. Angka itu sama dengan jumlah jamaah haji dunia yang berangkat ke Tanah Suci setiap tahun.
Banyak jamaah yang men-share foto atau video suasana haul yang benar-benar sangat fenomenal. Lautan manusia datang. Jalan berkilo-kilometer penuh sesak kendaraan. Warga sepanjang jalan ikut membantu. Ada yang ikhlas menyediakan minuman dan makanan gratis. Ada yang siap membantu jika kendaraannya mogok. Ada yang menyiapkan rumahnya untuk tempat beristirahat. Pokoknya semua dilakukan gratis dan penuh keikhlasan.
“Benar-benar sesuatu yang sangat religius dan luar biasa,” kata seorang jamaah dari Balikpapan. Mereka datang mengendarai dua mobil melalui jalan darat ke Kalsel. “Alhamdulillah semua lancar dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat di sepanjang jalan,” katanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menetapkan haul Sekumpul sebagai objek wisata religi dunia di Indonesia. Sandiaga mengakui haul Sekumpul mengundang massa sangat luar biasa. Orang mau datang dari segala penjuru melalui darat, laut dan udara untuk mengikuti acara haul. Kegiatan ekonomi masyarakat dan religi berjalan bersama.
“Kita melaksanakan haul tahun ini, karena kerinduan kita hampir tiga tahun tidak bisa melaksanakan akibat adanya Covid-19. Haul Guru Sekumpul sudah menjadi agenda kita sebagai rakyat di Banua ini,” kata Paman Birin.
Presiden Jokowi tahun 2018 sempat jalan kaki sepanjang 800 meter untuk menghadiri haul ke-13 guru Sekumpul. Sedang Wakil Presiden KH Mar’uf Amin hadir pada acara yang berlangsung tahun ini. “Kita bersyukur bisa hadir pada haul beliau. Semoga kita mendapat keberkahan-keberkahan, karena beliau adalah ulama dan orang salih,” kata Wapres.
Mantan wali kota Samarinda Syaharie Ja’ang termasuk tokoh yang hampir tiap tahun datang ke Sekumpul. Mantan ketua DPRD Balikpapan Andi Burhanuddin Solong (ABS) juga ke sana. Wakil Bupati Kukar H Rendi Solihin membawa rombongan jalan darat ke Martapura. Semua bahagia bisa hadir di haul yang penuh berkah itu.
Mengutip dari Disway.id, Guru Sekumpul ternyata pernah menyinggung pemindahan ibu kota negara ke Kaltim. Itu diutarakannya 20 tahun silam atau sebelum ulama besar itu meninggal.
Saat itu, Abah Guru Sekumpul mengatakan bahwa hanya Kaltim yang cocok menjadi ibu kota Indonesia yang baru. “Kalau Indonesia ingin maju, maka ibu kota pindahkan ke Kaltim,” begitu yang diucapkannya, seperti diceritakan kembali oleh dr Dhiauddin, putra KH Badaruddin Martapura.
HAUL DI KM 19
Sementara itu, haul Abuya Syarwani berlangsung di Pondok Pesantren Syech Muhammad Arsyad Al-Banjari, Km 19 jalan Balikpapan-Samarinda, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara. Hadir sejumlah ulama besar di antaranya Habib Muhammad bin Umar Al Haddar dari Bondowoso, Habib Dr Basim bin Ahmad Al Atthos dari Makkah, Syekh Alin bin Abdurrahman Baharmi dan Habib Muhammad bin Abu Bakar Alhaddar dari Hadramaut Yaman.
Abuya Syarwani lahir di Sungai Gampa, Marabahan, Kecamatan Rantau Badauh, Barito Kuala, 8 Agustus 1950. Orangtuanya H Zuhri bin H Acil dan Hj Marwiyah binti H Khalil. Keluarga petani yang berada dalam lingkungan adat dan agama yang fanatik.
Selain belajar di kampung dan Bangil Pasuruan, dia juga memperdalam ilmu agamanya sampai merantau ke negara Arab dan Timur Tengah. Mulai Makkah dan Madinah, lalu ke Suriah, Irak, Mesir, Maroko, lalu hijrah ke Yaman. Dia juga pernah mengambil ijazah dari dua ulama besar di Sudan, yaitu Syaikh Ibrahim Ar-Rasyidi As-Sudani dan Syaikh Al-‘Allamah Ahmad Jabarti.
Tahun 1986 dia pulang ke Indonesia. Setelah kumpul dengan para ulama di Martapura termasuk dengan Guru Sekumpul, Abuya Syarwani hijrah ke Balikpapan. Atas perintah Tuan Guru Bangil, KH Muhammad Syarwani Abdan Al-Banjari, pesantren yang didirikan Guru Syarwani di Km 19 itu dinamai Pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, mengambil berkah dari nama datuknya.
Pembangunan pondok dilaksanakan tahun 1987 di atas lahan seluas 30 hektare. Pasukan Detasemen Zipur Kodam VI/Mulawarman ikut membantu pemerataan tanahnya. Diresmikan 13 Maret 1993 oleh Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Zaini Azhar Maulani, yang kebetulan juga orang Banjar dan kuat agamanya. Dari santri puluhan orang sekarang berkembang menjadi ratusan bahkan ribuan orang.
Guru Syarwani tokoh ulama yang santun. Cara berdakwahnya sangat menyejukkan. Beliau sering memimpin salat berjamaah dalam acara hari besar di rumah dinas wali kota. Saya sangat hormat dan istri saya, Bunda Arita sangat bersahabat dengan istri beliau.
Ketika saya menjadi wali kota, Abuya Syarwani selaku ketua Majelis Ulama Indonesia merestui demonstrasi massa yang menuntut penutupan Lokalisasi Lembah Harapan Baru (LHB) di Km 17, Balikpapan Utara. Dari Masjid Agung At Taqwa beliau memberikan petuah agar pemerintah kota segera mengambil tindakan.
Tepat 5 Juni 2013, saya menutup kompleks prostitusi itu. Meski mulanya ada perlawanan. Semua penghuni dikembalikan ke kampungnya. Saya juga menutup kompleks prostitusi tidak resmi yang ada di Manggar. Sejak itu kota Balikpapan tidak pernah lagi mengizinkan adanya kegiatan prostitusi, baik yang resmi maupun terselubung.
KH Syarwani Zuhri meninggal dunia, Selasa, 26 Maret 2019 setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan. Selanjutnya pengelolaan pondok ditangani dua keponakan dan murid beliau, Ustaz Muhammadun Mawardi S.Pd dan KH Jailani Mawardi.
Saya selaku wali kota melepas jenazahnya. Untuk menghargai jasa-jasanya, atas nama Pemerintah Kota, saya menetapkan nama jalan di kompleks Masjid Islamic Center Kelurahan Gunung Bahagia sebagai Jl KH Syarwani Zuhri.
Jenazah beliau dimakamkan di Pondok Pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di kompleks Masjid Jamiusshalihin. Suara zikir dan tahlil bergema dari ribuan pelayat yang datang mengantarkan kepergian ulama besar itu untuk selama-lamanya. Tahun 2023 ini, adalah haul ke-4 Abuya Syarwani. Semoga Allah SWT menempatkan Abuya Syarwani dan Guru Sekumpul di tempat yang paling mulia bersama Rasulullah. Aamiin. (*)