Catatan Rizal Effendi
HAJJAH NORBAITI Isran Noor, A.Md, SH. Senin (30/1) kemarin berulang tahun ke-54. Istri Gubernur Kaltim Isran Noor ini dilahirkan di Loa Janan, 30 Januari 1969. Orang tuanya Amlan bin Tasin dan Mastika sudah tiada. Dia anak pertama dari empat bersaudara.
Loa Janan, kota kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, yang berbatasan dengan Samarinda dan Balikpapan. Kabarnya sebagian wilayahnya masuk dalam lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dulu Loa Janan terkenal dengan produksi ladanya. Sebagian wilayahnya yang berada di tepi Sungai Mahakam, dijadikan lokasi sejumlah pabrik kayu lapis. Termasuk PT Sumber Mas, milik Jos Soetomo. Bahkan Jos sempat membangun hotel dan lapangan golf di sana.
Tahun 70-an saya sering ke Loa Janan. Kebetulan ada keluarga saya tinggal di sana. Dia insinyur teknik yang bertugas di Proyek Jalan Kalimantan (Projakal). Kebetulan mes-nya di sana. Masih sepi tidak seperti sekarang ini, yang sudah berkembang luas.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dirayakan di Samarinda, tapi kali ini perayaan milad Norbaiti dirayakan di Jakarta dalam suasana sederhana. Baca doa selamat. Isran Noor ada di sampingnya bersama anak-anaknya.
Sudah cukup lama ibu tiga anak ini banyak tinggal di Ibu Kota karena menjalani perawatan kesehatan. Dia sempat pulang beberapa minggu lalu untuk menghadiri peringatan HUT ke-66 Provinsi Kalimantan Timur. Norbaiti juga mendapat penghargaan dari Pemerintah Provinsi atas pengabdiannya yang luar biasa di bidang kesehatan masyarakat .
Penampilan Norbaiti cukup cerah meski harus dibantu dengan kursi roda. Sejumlah ibu-ibu PKK dan Dekranas mengaku sangat rindu dengan dia. Semua berebut menyalaminya. Tugas-tugas sebagai ketua PKK dan Dekranas termasuk Bunda PAUD banyak ditangani Hj Erni Makmur, istri Wagub Hadi Mulyadi sekarang ini.
“Terima kasih, mohon doanya ya Ibu-Ibu,” kata Norbaiti dengan sabar melayani ibu-ibu PKK yang datang menyalami dan mendoakannya. Ada juga dari ibu-ibu pengajian.
Dr Meiliana, ketua Percepatan Pembangunan Maratua yang pernah mengunjungi Norbaiti di Jakarta hanya mengirim ucapan selamat dan doa melalui WA. “Terima kasih Bu Mei ucapan dan doanya,” begitu dijawab Norbaiti.
JUGA POLITISI
Hidup mendampingi Isran Noor, membuat Norbaiti juga tumbuh menjadi politisi perempuan yang andal. Dia pernah menjadi wakil rakyat dari Partai Demokrat tahun 2013. Dia masuk Senayan melalui pergantian antarwaktu (PAW), menyusul terpilihnya Yusran Aspar menjadi bupati Penajam Paser Utara (PPU).
Di pileg 2014-2019, Norbaiti terpilih kembali menjadi anggota DPR RI dengan meraih suara terbanyak. Dia duduk di Komisi VI yang membidangi masalah energi sumber daya mineral, riset dan teknologi serta lingkungan hidup.
Setahun di sana, Norbaiti maju sebagai calon bupati Kutai Timur periode 2016-2021, menyusul berakhirnya masa tugas Isran sebagai bupati Kutim. Dia diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI). Tapi yang terpilih sebagai bupati adalah Ismunandar.
Norbaiti sempat maju lagi sebagai caleg DPR RI 2019-2024 melalui Partai Amanat Nasional (PAN). Itu menunjukkan bahwa dia masuk ke politik tidak main-main, seperti juga yang dilakukan suaminya yang dikenal sebagai “petarung politik” yang tak pernah surut ke belakang.
Seperti kita ketahui, perjalanan politik Isran Noor sangat luar biasa. Dari wakil bupati Kutim, menjadi bupati Kutim dan terus terpilih sebagai gubernur Kaltim. Isran ingin menuntaskan semangat dan kemampuannya dalam memimpin bangsa. Dalam Pemilu serentak 2024 nanti dia ingin ikut mewarnai pemilihan Capres dan Cawapres. Sudah ada tim kecil mengawal Isran bernama “IN2024.”
Sebagai istri dan sudah punya darah politik, Norbaiti tentu mendukung perjuangan suaminya. Dia pernah bercerita kepada media bagaimana ia ikut berjuang keras mendampingi Isran saat menjadi calon wakil bupati, calon bupati sampai calon gubernur.
Saat dinihari dia sudah ke dapur mempersiapkan sarapan pagi Isran. “Bapak itu paling suka makan ikan, sambal dan sayur kuah. Itu sudah menu wajib yang harus saya siapkan. Saya sengaja tidak memasak daging atau ayam untuk kesehatannya. Sebab, nanti Bapak makan itu kalau sudah di luar,” jelasnya begitu.
Dalam kedudukannya sebagai istri kepala daerah, Norbaiti banyak aktif dalam berbagai kegiatan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Selain sebagai ketua PKK dan Dekranas, dia juga pernah menjadi ketua Yayasan Jantung, Yayasan Kanker dan Perkumpulan Pemberantasan Tuberculosis.
Itu sebabnya dia diberikan penghargaan sebagai tokoh yang banyak berjasa dalam memajukan kesehatan masyarakat terutama di Kaltim. Para kerabat dan ibu-ibu banyak yang mengirim WA kepada Ibu Norbaiti. Selamat ulang tahun Bu Hajjah Norbaiti. Kita semua mendoakan ibu sehat dan aktif kembali memajukan kesejahteraan masyarakat. (*)