UJOH BILANG– Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Mahulu Yovita Bulan Bonifasius mendorong setiap warga, khususnya para ibu memelihara budaya kuliner yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Agar kuliner lokal itu bisa tetap eksis dan bernilai ekonomis tinggi, Yovita mengajak pencinta kuliner meningkatkan kreativitas metode pengolahan.
“Kuliner khas Mahulu bisa menjadi oleh-oleh dan bertahan lama dengan penggunaan bahan pengawet alami,” terang Yovita Bulan Bonifasius ketika menjadi salah satu juri Lomba Kuliner Tradisional Khas Mahakam Ulu.
Lomba Kuliner Tradisional Khas Mahulu diadakan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mahulu untuk memeriahkan Hari Jadi ke-9 Kabupaten Mahakam Ulu. Perlombaan diikuti perwakilan 5 kecamatan se-Kabupaten Mahulu serta perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Yovita bersama juri lainnya, yakni Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) Marite Devung Madang, Kadis Kesehatan P2KB dr Petronela Tugan, berkesempatan menyantap sekaligus menilai kuliner yang dilombakan.
Di antaranya, seperti Nasi Jagung, Utum Teblaq, Sambal Buaq Uping, Puding Jagung, Tagin Uvan dan lain-lainnya. Juri menilai berdasarkan kebersihan, tekstur, kerapian, cita rasa dan nilai kandungan gizi.
Yovita juga berharap para pencinta kuliner khas Mahulu tetap mempertahankan bahan pangan lokal yang ditanam sendiri. Langkah ini sebagai bagian kecil mendorong ketahanan pangan berbasis keluarga. Sebagai contoh stan kuliner asal Kecamatan Long Apari. Semua mengandalkan bahan lokal.
“Hal ini yang harus digalakkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian,” harap Yovita.
Setelah dinilai, tim juri akhirnya memutuskan pemenang lomba kuliner. Juara 1 Kecamatan Long Bagun, Juara II, Kecamatan Long Pahangai, Juara III, Kecamatan Long Apari, Harapan 1 DMPTSP, dan Juara Harapan II Kecamatan Laham. (adv)