spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Menengok Pengolahan Air Baku Perumdam TTB Kutim Hingga Bisa Dinikmati Masyarakat

SANGATTA –  Air minum di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dipasok dari beberapa instalasi pengolahan air minum. Salah satunya penjernihan air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik Perumdam Tirta Tuah Benua Kutai Timur (TTB Kutim) di Jalan Papa Charlie, Desa Kabo Jaya, Kecamatan Sangatta Utara.

Pada Rabu (14/12/2022), wartawan  yang tergabung dalam Aliansi Jurnalistik Kutim (AJKT), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kutim dan Humas Pemkab Kutim, berkesempatan melihat  langsung proses pengolahan air baku menjadi air siap  konsumsi untuk masyarakat Sangatta, Kutim.

Direktur Utama (Dirut) Perumdam TTB Kutim menjelaskan pengolahan air merupakan proses penjernihan air melalui syarat-syarat tertentu, agar hasilnya dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari. Mulai dari kebutuhan rumah tangga, industri, medis dan lainnnya.

“Tujuan utamanya memenuhi standar mutu, mulai dari menurunkan tingkat kekeruhan air, mematikan mikroorganisme, menurunkan bau, rasa dan warna hingga mengatur tingkat keasaman (pH),” kata Suparjan sambil berkeliling mengajak awak media melihat Instalasi Pengolahan Air.

Didampingi Direktur Teknik Perumdam TTB Kutim Galuh Boyo Munanto, Suparjan memaparkan proses pengolahan air. Ia menyebutkan dalam proses pengolahan air terdapat berbagai bangunan, dengan fungsi tertentu yang akan membantu memenuhi 3 aspek yakni kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Secara teknis dan umum akan dijabarkan jenis-jenis bangunan untuk pengolahan air bersih. Yaitu pengolahan secara fisika dan kimiawi.

“Secara fisika biasanya dilakukan tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya pengendapan, penyaringan, dan penyerapan. Lalu pengolahan secara kimiawi yaitu koagulasi dengan penambahan bahan kimia berupa PAC (Poli Alumunium Chlorida), Alumunium Sulfat (tawas) dan Soda Ash. Bahan-bahan ini biasanya digunakan untuk menurunkan tingkat kekeruhan air, menurunkan zat-zat yang terlarut dalam air,” terangnya.

Galuh menambahkan, standar  air bersih memiliki 3 aspek yaitu kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Dalam upaya penyediaan air bersih, salah satu BUMN Indonesia khususnya Perumdam sebagai penyedia. Air dari Perumdam TTB berasal dari mata air, sungai, telaga, dan bekas lubang tambang.

Proses akhir menghasilkan air yang jernih dan layak konsumsi. (Ramlah/Media Kaltim)

Air baku ini tidak langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Namun air  akan menjalani proses pengolahan untuk menjaga kualitas air.

Galuh memaparkan, secara detail jenis-jenis pengolahan air secara umum. Secara umum pengolahan air bersih terdiri dari 3 cara, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pengolahan secara fisika dapat dengan memanfaatkan sifat mekanis dari air, contohnya dengan melakukan pengendapan, filtrasi (penyaringan), absorpsi (penyerapan) tanpa adanya penambahan bahan kimia.

Sedangkan pengolahan secara kimia, dengan menambahkan zat kimia seperti tawas dan klor. Zat ini yang biasa menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air. Serta pada proses pengolahan secara biologi, dengan pemanfaatan mikroorganisme tertentu sebagai media pengolah yang dapat membantu menjernihkan air.

Dalam penyediaan air bersih, Perumdam umumnya menggunakan metode pengolahan secara fisika dan kimiawi. Metode ini sering dengan istilah IPA (Instalasi Pengolahan Air). Pada dasarnya, terdapat 3 unit proses dalam sistem pengolahan air bersih, yaitu Intake Building, Water Treatment Plant (WTP), dan Reservoir.

1. Intake Building

Intake building merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat pertama kalinya air dari sumber air masuk. Bangunan ini dilengkapi dengan screen bar, yang berfungsi untuk menyaring benda-benda asing yang ikut tergenang dalam air. Air yang berada di intake building ini selanjutnya akan masuk ke dalam bak besar yang nantinya akan di pompa ke bangunan selanjutnya.

2. Water Treatment Plant

Air yang telah berada di bak besar dalam intake building kemudian di pompa ke WTP. WTP merupakan bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya terdapat 5 bagian yang terdapat dalam bangunan ini yang membuat air menjadi layak untuk digunakan. Bagian-bagian tersebut yaitu:

* Pada proses koagulasi, dilakukan proses destabilisasi partikel koloid/ atau kotoran yang terkandung dalam air. Proses ini dilakukan secara kimia dengan menambahkan zat tawas (aluminium sulfat) atau secara fisika dengan melakukan rapid mixing (pengadukan cepat), dan hidrolis (terjunan atau hydrolic jump).

* Setelah air berada di unit koagulasi, selanjutnya air melalui proses pengadukan perlahan (slow mixing) agar tawas yang tercampur dalam air dapat mengikat partikel kotoran dan membantuk flok yang lebih besar agar nantinya kotoran lebih mudah mengendap.

* Dalam unit ini, flok yang telah terbentuk (biasanya berbentuk lumpur) akan terpisah dengan air dan secara otomatis akan mengendap didasar bak.

* Air yang telah terpisah dari lumpur, selanjutnya disaring agar benar-benar bersih. Proses ini dilakukan dengan bantuan gaya grafitasi.

* Untuk menghindari adanya potensi kuman dan bakteri yang tekandung dalam air, maka dilakukan proses tambahan yaitu berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dll.

3. Reservoir

Sebelum pendistribusian, air yang telah selesai diolah dimasukkan ke tempat penampungan sementara. Biasanya reservoir ini terletak di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi,

Selanjutnya untuk mendistribusikan air bersih tersebut, menggunakan pipa-pipa dengan berbagai macam ukuran hingga air bersih dapat sampai pada rumah maupun perkantoran.

“IPA Kabo mampu mengolah air baku menjadi air bersih dengan kapasitas 280 liter per detik dan saat ini yang terpakai hanya sekitar 270 liter/detik. Sehingga masih memiliki idle capacity sekitar 10 liter/detik yang dapat menjangkau sekitar 200 pelanggan,” tandasnya. (ref)

16.4k Pengikut
Mengikuti