spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Stroke Paling Mematikan di Kutim

SANGATTA– Di Kutai Timur (Kutim), stroke menjadi penyakit mematikan. Pada 2021, Penyakit Tidak Menular (PTM) ini merupakan perenggut kematian warga Kutim tertinggi. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim dr Bahrani Hasanal meminta masyarakat menjalankan pola hidup sehat untuk menghindari PTM tersebut.

“Untuk PTM stroke itu angka kematian tertinggi di Kutim, sebanyak 164 orang. Kedua penyakit jantung koroner sebanyak 117 orang. Ketiga hipertensi dengan komplikasi 120 orang. Keempat penyakit kanker sebanyak 115 orang. Kelima diabetes melitus dengan komplikasi sebanyak 105 orang,” papar Bahrani.

Menurutnya, PTM semakin menjadi ancaman bagi kesehatan selama pandemi karena menjadi komorbid yang mengakibatkan case fatality rate (tingkat kematian kasus) meningkat, yang berujung pada peningkatan angka kematian. Selain meningkatnya angka kesakitan dan kematian, meningkatnya jumlah kasus PTM sangat berdampak besar pada beban biaya kesehatan.

Untuk itu, sasaran Gerakan Bulan Deteksi Dini PTM, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan usia produktif dan lansia. Sementara itu, untuk  menanggulangi PTM tersebut, Bahrani menyebutkan pihaknya tengah memperbaiki tiga faktor utama yang membuat angka PTM masih tinggi. Pemerintah bergerak melakukan deteksi dini PTM. Kegiatan itu merupakan kolaborasi antara aparatur kecamatan, puskesmas dan organisasi-organisasi di Kutim untuk menyadarkan kembali masyarakat agar hidup sehat dan melakukan pengecekan secara rutin, seperti cek darah dan cek kesehatan.

“Angka harapan hidup di Kutim minim karena gaya hidup, akses fasilitas kesehatan (faskes) dan status sosial tadi. Tiga ini terus kami tingkatkan, dengan edukasi menyeluruh terus-menerus. Kemudian akses faskes diperbaiki agar warga mudah menjangkau atau mobilisasi warga ke faskes dekat. Aparat di tingkat RT, Posyandu, dan Posbindu juga harus bergerak menjemput warga,” tuturnya.

Dinkes juga tetap mengkampanyekan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Gerakan itu diharap dapat mengurangi penderita PTM pada generasi mendatang. Gerakan ini mengkampanye masyarakat untuk rajin berolahraga minimal 30 menit setiap hari.

“Serta dapat mengonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayur. Juga harus rutin melakukan cek kesehatan,” ajaknya.

Dia mengungkapkan, selain PTM, pihaknya juga tengah mewaspadai penyebaran demam berdarah dengue (DBD) yang juga mengalami peningkatan pada musim hujan. Namun ia memastikan peningkatan yang terjadi tak begitu signifikan.

“Guna pencegahan DBD, saya imbau masyarakat mengetatkan pola hidup bersih dan sehat serta menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat,” tandasnya. (ref/ADV)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti