UJOH BILANG – Tarian perang dibawakan warga etnis Adonara yang bermukim di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahalu), saat menyambut kedatangan rombongan Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh dan Uskup Agung Samarinda, Mgr Yustinus Harjosusanto, MSF. Beberapa helai kain tenun khas daerah Nusa Tenggara Timur itu dikalungkan ke leher para tamu kehormatan. Diiringi para penari, rombongan diajak berjalan kaki melewati jalur Trans Kalimantan yang masih berlumpur.
Di depan mereka sudah menanti ratusan umat mengenakan pakaian adat Punan Murung, Siang dan Ot Danum yang mendiami Kampung Danum Paroy, Kecamatan Laham, Kabupaten Mahulu. Mereka menyambut hangat tamu yang tiba di depan bangunan kayu bercat putih bermahkota salib yang berdiri di tengah belantara hutan hujan Pulau Kalimantan dengan ritual adat.
Pada Sabtu (3/12/2022) pagi, dua tamu penting itu meresmikan Gereja Katolik Stasi St, Thomas Danum Paroy, Paroki Hati Kudus Yesus Kecamatan Laham, Kabupaten Mahulu. Peresmian dirangkai dengan penyerahan simbolis kunci gereja oleh Bupati Bonifasius Belawan Geh kepada Uskup Agung Samarinda, Mgr Yustinus Harjosusanto, MSF.
“Saya terharu, umat dan Pemkab Mahulu dalam situasi yang sulit menyambut dengan khidmat dan semangat peresmian gereja St Thomas Danum Paroy ini,” kata Uskup Agung Samarinda, Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF saat peresmian.
Selain mengucapkan selamat, uskup agung juga menitipkan pesan agar rumah ibadah dijadikan sarana ibadah sebagai wadah mengembangkan iman umat. Untuk itu, ia meminta umat menjaga dan merawat rumah ibadah ini sebaik-baiknya. Sehingga umat bisa terus datang ke gereja yang letaknya kurang lebih 3 kilometer dari permukiman dan pelayanan kepada umat semakin baik.
“Terima kasih kepada Pemkab Mahulu yang telah membantu dana pendirian rumah ibadah ini,” ujar Uskup Agung Samarinda usai pemberkatan gereja St Thomas Danum Paroy.
Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh memohon maaf kepada umat di Gereja St Thomas karena belum bisa memberi bantuan keuangan membangun rumah ibadah yang megah. Hal ini karena keterbatasan keuangan pemerintah daerah perbatasan yang sebentar lagi berusia 9 tahun ini.
Dengan segala keterbatasan itu, bupati mengaku senang atas antusias umat di Danum Paroy dalam membantu pendirian rumah ibadah ini. Apalagi, perjuangan pembangunannya tidaklah mudah.
“Gereja ini agak unik karena berdiri di tengah belantara. Butuh kerja keras menjaga gereja semakin nyaman dan tenteram dalam beribadah,” terang bupati.
Oleh karena itu, bupati mengajak umat ikut menjaga aset rumah ibadah. Jangan sampai rumah ibadah rusak sebelum masanya. Tak hanya itu, bupati juga mengajak umat memanfaatkan gereja dengan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial yang positif.
“Jangan sampai gereja kosong. Bisa digunakan untuk latihan paduan suara gerja, misa dan lainnya,” pesan bupati.
Turut hadir mendampingi bupati, Wakil Bupati Mahulu, Yohanes Avun, Sekretaris Kabupaten, Stephanus Madang, Kepala Bappelitbangda, Gerry Gregorius, Kepala BPKAD, Yohanes Andi Abeh, Kepala Diskominfostandi, Markus Wan, Kepala Dinsos P2PA, Petrus Juk, Kepala Kesbangpol, Engelbertus Ibrahim dan sejumlah pejabat lainnya. (adv)