BONTANG – Salah satu penyakit gigi yang tidak bisa diremehkan adalah gigi berlubang (karies). Selain rasa sakitnya yang luar biasa saat mengalami gigi berlubang, efek penyakit ini mampu merambat ke organ-organ lain.
Gigi berlubang ternyata masuk 10 besar penyakit gigi yang sering menyerang pasien.
“Selama ini kesehatan jaringan pulpa gigi merupakan 10 penyakit terbesar, hingga masuk dalam 3 besar,” ujar Kepala Dinkes Bontang, drg Toetoek Pribadi Ekowati, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan hal tersebut, Dinkes Bontang pun melakukan beragam upaya untuk mencegah banyaknya pasien atau masyarakat yang mengalami karies.
Salah satu upayanya adalah dengan menggelar workshop kesehatan gigi dan mulut bagi dokter gigi dan perawat gigi. Workshop berlangsung di Hotel Tiara Surya, Senin hingga Selasa (28-29/11/2022) lalu.
Menghadirkan narasumber dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dr Adang Bachtiar dan dokter gigi dari Universitas Maranatha, Dr drg Irine Adyatmaka.
Toetoek menjelaskan, workshop ini bertujuan meningkatkan kapasitas dokter dan perawat gigi dalam melaksanakan tugas di masing-masing unit kerja. Juga memberikan pengetahuan mengenai preventif promotif di bidang dokter gigi dan pelayanan gigi.
Fakta di lapangan, jelas Toetoek, masyarakat datang ke pelayanan dokter gigi saat gigi sudah dalam kondisi berlubang.
“Ini yang menjadi keluhan di masyarakat, pada saat gigi berlubang baru datang ke dokter, kondisinya sudah tidak bisa dilakukan perawatan,” kata Toetoek, dalam sambutannya.
Toetoek mengatakan, workshop akan memberikan metode yang bisa diterapkan dokter gigi dan perawat dalam melaksanakan upaya preventif dan promotif. Sebelum gigi mengalami karies (berlubang) maka akan ada tindakan yang dilakukan.
“Melalui ilmu yang kita dapatkan hari ini, semoga bisa diterapkan sesuai dengan kebutuhan di masyarakat. Maka akan ada kesempatan untuk merawat gigi, bukan hanya dicabut,” paparnya.
Selain menggelar workshop, Dinkes juga memiliki rencana untuk masuk ke sekolah-sekolah. Mensosialisasikan tindakan preventif terhadap penyakit karies ini.
Analis Kesehatan Dinkes Bontang, Zennidar Aulia Nashira mengatakan, ke depannya akan menyasar anak sekolah lewat program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan cara melakukan survei langsung.
“Akan fokus pada pencegahan di usia dini. Nanti petugas akan turun ke sekolah di wilayah kerja masing-masing. Ada edukasi, terapi dan pemberian remineralisasi. Hasilnya menurunkan karies di wilayah kerja,” tandasnya. (al/adv)