TANJUNG REDEB – Pada kelompok usia 16-18 tahun, persentase angka putus sekolah di Kabupaten Berau masih cukup tinggi. Hal itu berdasarkan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS).
Ketua Komisi I DPRD Berau, Feri Kombong sangat menyayangkan hal tersebut terjadi. Sebab kasus putus sekolah harus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau.
“Jangan dibiarkan hal seperti ini, Pemkab Berau seharunya bisa perhatikan dengan serius terkait angka putus sekolah,” ungkapnya, Kamis (1/12/2022).
Feri membeberkan, pihaknya akan melakukan monitoring terkait permasalahan yang ada di lapangan. Akar permasalahan akan dicari untuk mengetahui persoalan apa yang memicu terjadinya anak putus sekolah.
Dikatakannya, putus sekolah merupakan suatu hal yang tidak bisa dinilai berdasarkan satu kesimpulan saja, harus dengan turun ke lapangan sehingga bisa memahami.
“Kita akan lihat nanti apa masalahnya, apakah karena terbentur dengan ekonomi atau karena kurangnya SMA/SMK, dari sini akan kita ambil langkah,” tuturnya.
Politikus Gerindra itu menyebutkan pula, dalam waktu dekat akan memanggil Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk membahas permasalahan ini.
“Kita akan panggil untuk bersama-sama membahas dan mencari solusi persoalan itu, agar angka anak putus sekolah dapat ditekan,” jelasnya.
Feri menegaskan, jika putus sekolah terjadi akibat kurangnya minat belajar, dirinya meminta kepada seluruh masyarakat khususnya pelajar agar dapat tetap menempuh jalur pendidikan. Sebab, kata dia, pendidikan merupakan bekal dalam menentukan kehidupan di masa mendatang.
“Karena sekarang syarat bekerja adalah memiliki ijazah, jika masyarakat Berau banyak yang putus sekolah maka akan banyak alasan pihak perusahaan untuk tidak memakai tenaga kerja lokal,” tandasnya. (Dez)