spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lantik Dewan Hakim MTQ XVI Kutim, Ardiansyah Minta Jaga Profesionalitas dan Netralitas

SANGATTA – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman melantik Dewan Hakim dan Panitera Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XVI Tingkat Kabupaten Kutim Tahun 2022. Prosesi pelantikan Dewan Hakim dan Panitera ditandai dengan pemakaian baju toga oleh Bupati Kutim Ardiansyah kepada Dewan Hakim. Sementara kata sumpah jabatan dibacakan oleh Ketua Dewan Hakim Ustadz Arafah.

Dikatakan Ardiansyah, salah satu unsur penting dalam perhelatan MTQ XVI Kutim Tahun 2022 ini adalah keberadaan para Dewan Hakim. “Kesuksesan perhelatan ini banyak ditentukan kualitas para Dewan Hakim dalam memberi penilaian secara objektif dan profesional,” ujar Ardiansyah dalam sambutannya, Selasa (29/11/2022).

“Untuk itulah, dalam pelantikan Dewan Hakim MTQ XVI Kutim Tahun 2022 ini, saya mengajak kita semua untuk kembali menegaskan komitmen menjaga kesucian dan spirit Al-Qur’an,” tegasnya.

Ditambahkan Ardiansyah, dalam kurun waktu empat tahun terakhir, penyelenggaraan MTQ Kutim mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Perbaikan-perbaikan terus dilakukan demi menyempurnakan event besar ini agar semakin kompetitif dalam melahirkan para juara.

“Apalagi melihat perkembangan yang cukup merata dalam pembinaan para peserta MTQ, menjadi bukti bahwa kualitas pelaksanaan MTQ terus mengalami perbaikan yang sangat mengagumkan,” sebut Ardiansyah.

Salah satu perbaikan itu, kata Ardiansyah, adalah menyiapkan para Dewan Hakim MTQ yang profesional dan kompeten. Menurutnya, bukan perkara mudah menjadi Dewan Hakim dalam event MTQ ini. Membawa nama Al-Qur’an tentu berdampak besar terhadap psikologis kegiatan ini.

“Salah saja mengaplikasikan ilmu perhakiman, maka akan berakibat fatal dan berdampak pada kekhusyu’an MTQ. Karenanya, saya ingin menggarisbawahi perlunya 3 (tiga) hal selalu hadir dan dipegang erat oleh para Dewan Hakim,” ujarnya.

Pertama, MTQ adalah momen mewakafkan ilmu dan amaliah bagi lahirnya generasi Al-Qur’an yang berkualitas. Ia berpesan, agar jangan menjadikan posisi Dewan Hakim ini sebagai loncatan untuk tujuan popularitas atau yang lainnya.

“Lakukan tugas dengan penuh ketundukan dan keberpasrahan hanya demi dakwah Islam,” pinta Ardiansyah.

Kedua, menjaga sportivitas dengan menjadikan netralitas sebagai pijakan dasar. Ia mengingatkan, bisa jadi ada hubungan emosional kedaerahan, kesukuan, atau latar belakang almamater dan lainnya.

“Jauhkan itu semua, saatnya menjadi orang yang terasing dari kepentingan golongan dan kelompok, karena tugas Dewan Hakim adalah berada di garis netral,” terang orang nomor satu di Jajaran Pemkab Kutim itu.

Ketiga, ujar Ardiansyah, jalankan tugas dengan profesional dan terbuka. Hindari hal-hal yang memungkinkan melahirkan kecurigaan.

“Kami percaya Bapak dan Ibu Dewan Hakim ini adalah orang-orang pilihan yang tidak hanya cakap secara keilmuan, namun juga memiliki kapasitas keberislaman yang baik,” sebutnya.

“Saya percayakan di tangan Bapak dan Ibu akan lahir para generasi pecinta Al-Qur’an yang kelak kembali dan menjadi juru dakwah di tengah masyarakat,” tandasnya. (ref/ADV)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti