BONTANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang melaksanakan pelatihan komunikasi antar pribadi (KAP) pada 21-23 November 2022 di Grand Equator Hotel. Pelatihan bertujuan untuk melatih staf dan pegawai puskesmas dalam menjalankan tugas di wilayah kerjanya. Pelatihan diikuti 26 peserta dari staf dan pegawai puskesmas di Bontang.
Fungsional penyuluh kesehatan ahli muda, Dinkes Bontang, Dian Arie Sushanty mengatakan, pelatihan KAP sebagai bagian dari intervensi pencegahan stunting dalam pilar ke dua, di mana stunting terjadi di masyarakat terkait pola pengasuhan. Dian melanjutkan, pelatihan KAP akan meningkatkan kapasitas nakes dengan memberikan pelatihan komunikasi yang baik.
“Bagaimana melakukan komunikasi perilaku yang baik yang disampaikan ke masyarakat. Peningkatan kapasitas petugas kesehatan yang diteruskan kepada kader atau masyarakat,” kata Dian, Rabu (23/11/2022).
Menurut Dian, komunikasi merupakan salah satu cara untuk menurunkan kasus stunting. “Perilaku yang tidak baik diubah menjadi baik. Salah satu faktor stunting yaitu perilaku. Mengubah perilaku orang tua ini tidak mudah, perlu cara, perlu strategi dan waktu. Dari petugas untuk masyarakat,” kata Dian.
Baharuddin sebagai peserta pelatihan mengatakan, pelatihan yang diikuti dapat menambah ilmu komunikasi dalam melaksanakan tugas di lapangan. “Dengan adanya teknik komunikasi membuat kami yakin dalam melaksanakan tugas,” kata Baharuddin. Dalam pelatihan KAP, peserta diberikan cara-cara menghadapi masyarakat yang heterogen.
Sementara menurut Astasari, fungsional promosi kesehatan dan ilmu perilaku, Direktorat promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, Kemenkes menyebutkan, dalam memberikan atau mengomunikasi informasi, tenaga kesehatan dapat menggunakan cara-cara yang tepat.
“Untuk menyampaikan pesan ke masyarakat, kita harus membuat nyaman terlebih dahulu sehingga apa yang diinformasikan dapat diterima masyarakat,” kata Astasari.
Selain itu, tenaga kesehatan harus dapat memberikan komitmen kepada masyarakat terkait pencegahan stunting, seperti pemberian makanan gizi seimbang kepada keluarga. “Misalnya apa, masyarakat harus menyiapkan makan pagi (sarapan) dengan meminta komitmen kepada masyarakat. Komitmen itu penting,” katanya.
Astasari menambahkan dalam melaksanakan tugas, tenaga kesehatan harus mengubah cara penyampaian dalam menjalankan tugas agar bisa mengubah perilaku masyarakat.
“’Output-nya sendiri nakes dapat menjalankan cara-cara dalam pencegahan stunting di masyarakat. Karena ini pelatihan bagi nakes, mitra terdekat yakni kader yang nantinya dapat menyampaikan kepada kader,” jelasnya. (adv/yah)