SANGATTA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur (Kutim) bersama Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia (PPTI) Kutim menggelar kampanye edukasi bahaya TBC dengan mengikuti penyuluhan terkait TB.
Asesor TB Dinkes Kutim Harwati mengungkapkan TBC merupakan penyakit infeksi yang mudah menyebar bahkan lewat tetesan kecil sekalipun, seperti batuk dan bersin. Penyakit ini menyerang alat pernapasan manusia yaitu paru-paru sehingga jika tidak diantisipasi bisa fatal akibatnya.
“Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri cukup kurang. Padahal penyakit TBC atau TB paru ini adalah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Dengan itu, kita menggandeng para pelajar sebagai penerus bangsa, untuk mempelajari penyakit TBC ini secara lebih mendalam lagi,” ungkap Harwati saat ditemui media ini, Senin (14/11/2022).
Selanjutnya, kampanye edukasi lainnya yang dilakukan adalah pengenalan dan pencegahan penyakit TBC atau TB paru seperti obat-obatan TBC dan pengetahuan lainnya mengenai penyakit TBC.
Kemudian, setelah para pelajar mengetahui apa itu TBC, bahaya kematiannya yang melebihi COVID-19 serta lamanya masa pengobatan. Diharapkan, para pelajar dapat menjadi agen informasi kesehatan untuk keluarga di rumahnya.
“Bahwa ini bukan penyakit ringan, dengan itu bisa mengajak ibu bapak dan keluarga lainnya untuk tidak ragu memeriksakan diri jika mengalami sakit batuk dalam jangka panjang. Semua pelayanan, pemeriksaan hingga obat-obatan sampai sembuh gratis di puskesmas,” kata dia.
Di tempat yang sama, Ketua PPTI Kutim Tirah Satriani mengatakan, tujuan dilakukan kampanye TBC di sekolahan agar para siswa mendapatkan informasi terkait penyakit menular itu.
“Kami memberikan penyuluhan dari tingkat bawah sampai ke atas agar Kutim di 2023 terbebas dari TBC,” ungkapnya.
Untuk itu, ia pun menyebutkan tidak dapat bekerja sendiri namun harus ada kolaborasi.
“Untuk pencegahan tetap harus ada kolaborasi dengan Dinkes, dinas terkait lainnya serta seluruh masyarakat,” tandasnya. (ref/ADV)