SAMARINDA – Hingga saat ini, pembelajaran jarak jauh imbas pandemi virus corona telah berjalan sekitar 8 bulan. Pemerintah pun mulai mengkaji dibukanya pembelajaran tatap muka di sekolah di tengah pandemi Covid-19. Bahkan sejumlah sekolah berpeluang menggelar kegiatan belajar tatap muka sebelum pergantian tahun, namun dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bontang Suharto mengaku rencana dibukanya kembali sekolah tatap muka memang pernah dibahas dalam kegiatan rembuk pendidikan di Pemprov Kaltim. Dalam diskusi itu, kata Suharto, sekolah tatap muka belum disarankan dilaksanakan, dan dikembalikan ke kebijakan daerah masing-masing terkait kondisi penyebaran covid.
“Kalau di Bontang, belum ada wacana untuk membuka sekolah tatap muka. Kami belum berani melaksanakannya. Itu nanti ada izin Walikota dan tim gugus covid,” tutur Suharto. “Apalagi sekarang ini kan masih zona merah,” lanjutnya.
Dikatakannya, seandainya Bontang sudah masuk zona hijau, maka akan dimungkinkan untuk melaksanakan sekolah tatap muka. “Kalau sudah zona hijau, ya mungkin bisa kita lanksanakan kembali sekolah tatap muka,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim Anwar Sanusi mengakui, ada rencana pemerintah melaksanakan kembali pelajaran tatap muka di sekolah di akhir tahun 2020. Meski demikian, pihaknya masih melihat situasi perkembangan Covid-19. Apakah pembelajaran tatap muka sudah bisa dilakukan atau belum. “Ya, masih situasional. Tapi kalau nanti pak Gubernur meminta awal Desember dilanjutkan, dengan protokol kesehatan, ya kami akan laksanakan,” ungkap Anwar.
Hanya, kata Anwar, tidak berarti semua daerah di Kaltim bisa langsung menerapkannya. Apalagi, saat ini tak ada daerah di Kaltim yang bebas dari penyebaran virus corona.
Adapun zonasi penularan Covid-19 yang dirilis Dinas Kesehatan Kaltim, hanya tiga daerah yang berisiko rendah penularan atau zona kuning. Yakni, Kabupaten Mahakam Ulu, Kabupaten Kutai Barat, dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Sisanya, atau enam kabupaten/kota masih zona merah.
Dijelaskan Anwar, pihaknya juga akan memerhatikan perkembangan Covid-19 di daerah. Jika zona hijau, maka dimungkinkan pembelajaran tatap muka dibuka. “Itu pun masih pakai protokol kesehatan. Itu pun separuh dulu,” ucap Anwar.
Berdasarkan Data Pokok Pendidikan Kemendikbud, jumlah peserta didik jenjang sekolah dasar (SD) sebesar 411.409. Sementara sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) masing-masing 159.974 dan 77.079 peserta didik. Kemudian sekolah menengah kejuruan (SMK) 79.996 peserta didik. (red)