PENAJAM – Angka stunting di Penajam Paser Utara (PPU) saat ini mencapai 27,67%. Agar tak terus bertambah, kampanye percepatan penurunan stunting perlu terus digaungkan.
Ketua Komisi II DPRD PPU Wakidi mendukung penuh sosialisasi untuk percepatan pencegahan dan penurunan angka stunting di PPU. Sebab, hal ini berkaitan dengan kemajuan SDM di PPU di masa depan.
“Ada beberapa penyebab dari stunting, salah satunya konsumsi air. Perlu mengonsumsi air yang bersih dan higienis. Harus di kampanyekan terus bahwa mengkonsumsi air yang tidak higienis bisa menyebabkan stunting,” kata Wakidi, Jumat (7/10/2022).
Stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional, dan PPU menjadi salah satu kabupaten prioritas, dari 100 kabupaten/kota di Indonesia. Sementara PPU sendiri, tambah dia, memiliki target yang harus dicapai pada 2024, yakni 14%.
Wakidi menambahkan, mencegah timbulnya kasus baru stunting tergolong sulit. Pasalnya stunting terus akan muncul, karena faktor genetik juga bisa mempengaruhi timbulnya stunting. Dimana orang tua melahirkan anak yang tubuhnya tidak bisa menyerap makanan dengan sempurna.
“Stunting ini tidak hanya melihat dari kondisi ekonomi. Faktor genetik juga bisa menimbulkan stunting baru. Ada anak-anak lahir tidak bisa mencerna makanan dengan sempurna. Itu menyebabkan stunting juga,” bebernya.
Kemudian, situasi ini juga masih menjadi pekerjaan rumah Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) PPU. Sebagai leading sector untuk menekan penurunan stunting di daerah, yang sebagian wilayahnya menjadi Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Yang penting terus melakukan upaya meminimalisasi angka stunting di PPU, dan terus melakukan sosialisasi hingga ke desa maupun kelurahan,” pungkas Wakidi. (adv/sbk)