Sudah 28 hari, Calon Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) Uce Prasetyo menjalani perawatan di rumah sakit. Meski telah dinyatakan negatif Covid-19, kondisinya belum pulih penuh. Perawatan bertujuan mengembalikan fungsi parunya yang menurun karena virus corona.
Uce pertama kali dirawat ke rumah sakit pada 22 September 2020 dengan keluhan demam. Namun saat itu hasil uji swabnya dinyatakan negatif. Dan baru pada 28 September 2020 terkonfirmasi positif Covid-19 hingga kemudian dirujuk ke RSUD Kudungga.
“Saya dirawat sementara di ruang tunggu UGD. Baru sorenya dapat kamar,” ungkap Uce via kepada media ini melalui aplikasi perpesanan, Minggu malam, 25 Oktober 2020.
Uce mengaku sempat kritis beberapa hari dan diupayakan dirawat ke salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Samarinda untuk mendapat dukungan alat ventilator. Namun fasilitas kesehatan di Ibu Kota Kaltim tersebut juga sudah penuh. Uce pun gagal dirujuk ke Samarinda. “Menurut dokter, hampir semua yang dipasang ventilator, berakhir dengan dibungkus (meninggal),” ucapnya.
Selama perawatan, Uce memang mengaku tak jauh-jauh dari kematian. Dengan mata kepalanya sendiri ia menyaksikan empat orang sesama pasien Covid-19 meninggal dunia. “Saya mendengar langsung, kegaduhan keluarga ketika meninggal. Karena di kanan atau kiri kamar saya,” kisahnya.
Kini, kondisi fisik Uce Prasetyo sudah semakin membaik. Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu juga sudah bisa duduk. “Kalau berdiri masih sesak,” ungkap Uce.
Uce mengaku telah belasan hari lalu mendapat hasil negatif virus corona. Namun ia masih harus menggunakan alat bantu pernapasan. Sebab rasa sesak masih menganggu pernapasannya. “Jadi masih pakai oksigen,” ungkap dia. “Saya masih dirawat di RSUD Kudungga, belum tahu hingga kapan. Untuk optimalisasi/pemulihan fungsi paru,” sambungnya.
RSUD Kudungga tempatnya dirawat, hampir selalu penuh dengan pasien Covid-19. Pertanda masih tingginya tingkat penularan virus corona di kabupaten tersebut. Uce berpesan agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan. Mengikuti arahan pemerintah dalam penanganan dan pencegahan Covid-19. “Percayalah, Covid-19 itu nyata dan ada di sekitar kita. Saya saksi yang mengalami langsung,” tutur Uce.
Menurutnya, argumentasi Covid-19 di Indonesia mengada-ngada tidak lah masuk akal. Di seluruh dunia, sudah sekitar 43 juta orang terkonfirmasi positif virus corona.
“Apa motivasi pemerintah atau negara seluruh dunia itu mengada-ngadakan data Covid-19? Bila dengan argumentasi di atas masih ada yang belum percaya Covid-19 itu nyata dan datanya juga nyata, tak apa. Yang penting tolong pastikan tetap pakai masker dan jaga jarak,” pungkasnya. (kk/red)