SAMARINDA– Peringatan Hari Tani Nasional menurut Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun merupakan momentum untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Hari Tani Nasional yang diperingati setiap 24 September, menurut Samsun sebagai refeleksi, masih banyak kesulitan yang harus dihadapi petani. Mulai dari naiknya harga pupuk hingga harga jual beras yang justru anjlok pada musim panen. Belum lagi permasalahan sarana dan prasanan petani seperti saluran irigasi, hingga bibit unggul yang masih menjadi keluhan utama.
“Masyarakat kerap kesulitan mendapatkan pupuk, kalau dapat pasti harganya tinggi. Akhirnya produksi petani tidak bisa mencukupi biaya hidup. Sementara jika tidak diberikan pupuk maka produktivitas akan menurun. Ketika itu, berarti pendapatan petani menjadi kecil,” terangnya beberapa waktu lalu.
Untuk itu, bagi politisi PDI Perjuangan ini, perlu kehadiran pemerintah untuk membentuk regulasi yang memudahkan petani dan pengaturan harga pasar bagi petani. Saat ini, menurutnya, Pemprov Kaltim tidak benar-benar memprioritaskan petani, bila berkaca dari anggaran yang diberikan ke dinas terkait.
“Saya tidak melihat ada keseriusan terhadap petani kita. Kita lihat dari permasalahan Agraria, permasalahan lahan yang banyak lahan pertanian justru dialihfungsikan menjadi lahan tambang,” tegasnya.
Lebih dalam terkait dukungan anggaran kepada sektor pertanian, Samsun menilai anggaran untuk pengembangan pertanian yang dianggaran Dinas Pertanian masih sangat minim. Dari KUA PPAS APBD 2023 yang telah disepakati sekitar Rp 15 triliun, yang diberikan kepada Dinas Pertanian hanya sebesar Rp 65 miliar.
“Masih jauh sekali, padahal saya lihat banyak sekali program-program yang harus dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan dinas-dinas terkait dengan pertanian dalam arti luas, untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Timur,” tandasnya. (eky)